Kamis, 07 April 2022

Regulasi Diri dalam Saumu Ramadhan

REGULASI DIRI DALAM SAUMU RAMADHAN

II [Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.]* II

 

 

Istilah regulasi diri pada literasi psikologi disebutkan dengan self-regulation, sedangkan dalam literasi psikologi tasauf/ Islam dekat dengan tawakal al-nafs. Penjelasan tentang regulasu diri ada pada beberapa ayat al-Qur’an kutipan artinya sebagai berikut:

 

Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594] ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka berserah diri/bertawakkal (mengatur dan mengarahkan diri) Qs. al-Anfal [8] 2.

 

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya dalam (mengatur dan mengarahkan diriuntuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan Qs. al-Hasyr [59] 18.

 

Sama dengan kontrol diri apada artikel kemaren, regulasi diri juga satu kekuatan yang terdapat pada diri, berupa kekuatan psikologis (mental) yang bersumber pada pada kekuatan hati yang bersih dan jiwa yang suci.

 

Kekuatan hati dan jiwa tersebut hadir dari hati dan jiwa yang telah memperoleh cahaya Ilahi (al-nafs al-kamilah). Hati dan jiwa inilah yang akan melahirkan kesadaran Ilahiyah. Kesadaran ilahiyah (nafs Ilahiyah) akan melahirkan kekuatan psikologis (mental) untuk mengatur dan mengarahkan diri dalam berperilaku.

 

Kekuatan psikologis (mental) yang lahir dari kesadaran Ilahiyyah inilah yang mengerakkan nafsani (manusia)  untuk mengatur dan mengarahkan dirinya selalu dalam keshalehan perilaku. Spesifiknya kekuatan psikologis (mental) dalam mengatur dan mengarahkan diri pada keshalehan perilaku pada saat saumu ramadhan. Maupun mengerakkan keshalehan secara lebih luas dan komprehensif dalam ber-Islam kaffah.

 

Kemampuan diri dalam melakukan aktifitas regulasi diri sepanjang ramadhan berjalan, tentu hal ini diri (nafsani) akan selalu tertuntun dengan baik dalam keshalehan, maka seluruh aktifitas ibadah saumu dan rangkaiannya akan dapat dijalankan maksimal baik yang melekat pada siyamu ramadhan, maupuan qiayamu ramadhan.

 

Sehingga dalam jangka panjang regulasi diri yang tepat melaksanakan saumu ramadhan dan aktifitas keber-Islam kaffaf akan melahirkan (menumbuhkan) keshalehan perilaku, baik pada perilaku shaleh maupun perilaku muslih. Sehingga tujuan dari saumu ramadhan akan dapat diwujudkan dengan tepat. Semua kita yang mampu mengatur dan mengarahakan diri dalam saumu ramadhan, maupun dalam keber-Islaman kaffah. akan menjadi nafsani yang bertaqwa In Syaa Allah. Maka sungguh benar kita bersama akan berkepribadian  muttaqien.

 

 

Penutup tulisan hari ini. Ya Allah, berikanlah kepada jiwa kami ketaqwaannya, Ya Allah Engkau yang memiliki dan yang menguasainya (jiwa), dan Engkau juga  sebaik-baik yang menyucikannya (jiwa) 🤲*

 

 

Kampus 2 UAD

Tanggal 6 Ramadhan 1443 H/ 07 April 2022 H.

 

Salam Abdoellah

*Dosen Psikologi Islam UAD Yogyakarta 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar