Kamis, 28 April 2022

Diri yang Mudik

DIRI YANG MUDIK

II [Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.]* II

 

Berbahagia begitulah ungkapan yang tepat saat ini, setelah dua kali idul fitri saat pandemic C19 tidak dapat melakukan mudik lebaran. Sedangkan bagi yang tidak bisa mudik kekampung halaman bersabarlah “Sesungguhnya Allah SWT bersama orang-orang yang sabar” (Qs. Al-Baqarah [2] 153.

 

Mudik merupakan bagian dari kegiatan menyambung silaturrahim setelah lama tidak bersua dan membeku. Mudik dalam rangka menyambung silaturrahim karena terpisahkan oleh jarak dan waktu.

 

Mudik juga dapat dipahami sebagai kegiatan pulang kampung halaman, kampung halaman bisa sebagai kampung kelahiran diri dan orangtua serta keluarga besar.

 

Menurut Qurai Shihab Diri Rasulullah SAW juga pernah mudik dari Kota Madinah al-Munawwarah sebagai tempat perantauan, mudik kembali kekampung halamannya di Kota Mekkah al-Mukarrah untuk menjemput kemenangan dalam melaksanakan al-Qur’an. Peristiwa ini di abadikan dalam al-Qur’an, artinya sebagai berikut:

 

Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Quran, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali. Katakanlah: "Tuhanku mengetahui orang yang membawa petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata." (Qs. Al-Qashash [28] 85).

 

Yang dimaksud dengan tempat kembali di sini ialah kota Mekah. Ini adalah suatu janji dari Tuhan bahwa Nabi Muhammad SAW akan kembali ke Mekah sebagai orang yang menang, dan ini sudah terjadi pada tahun kedelapan hijrah di waktu Nabi menaklukkan Mekah. Ini merupakan suatu mukjizat bagi Nabi Muhammad SAW.

 

Mudik lebaran tahun ini diprediksi sebanyak 85,5 juta umat Islam Indonesia. Dari 85,3 juta pemudik lebaran tersebut setiap diri berikhtiar pulang kampung halaman untuk menjemput kemenangan, tentu agama Islam akan semakin bersinar di setiap kampung halaman para pemudik.

 

Maka diri yang mudik jemputlak kemenangan tersebut dengan memperkuat silaturrahim. Kuatkanlah persaudaraan dengan saling berkabar baik antara saudara dari rantau dengan saudara di kampung halaman.

 

Diri yang mudik  berbahagialah selalu Allah SWT masih memberikan kebersamaan dalam ruang yang sama di lebaran tahun ini, sebab tidak ada jaminan lebaran tahun depan kita masih dapat bersua.

 

Pelihara silaturrahim dengan saling sapa bahagia, peluk dan rangkul setiap saudara-saudara kita yang masih dapat bertemu muka, bergembiralah dengan semuanya, diri yang bergembira saat idul fitri pertanda taqwa ada pada diri.

 

Dan bertaqwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu (QS. An-Nisa [4] 1).

 

Diri yang mudik adalah diri yang mudah memaafkan, meminta dan memberi maaf. Diri yang mudah memamaafkan merupakan cahaya kemenangan dan ketaqwaan yang bersinar terang pada diri semua umat Islam.

 

Diri yang mudik diri yang senantiasa menjaga mulut dan lisannya agar tidak ada lagi yang tersakiti. Diri yang mudik adalah diri yang senantiasa lahir perilaku mulia dalam kemuliaan diri karena telah memperoleh kemengan di saat idul fitri.

 

Terakhir selamat mudik saudara-saudaraku, semoga mudikmu, diri yang mudik saat ini tercatat pada cacatan malaikat Raqib sebagai mudik terbaik dalam menyambung dan memperkokoh silaturrahim… Aamiin.*

 

Penutup tulisan hari ini: Ya Tuhan ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah mendahului kami beriman🤲.

 

Kampoeng Santri Kotagede Jogjakarta

Tanggal 27 Ramadhan 1443 H/ 28 April 2022 H.

 

Salam Abdoellah

*Dosen Psikologi Islam UAD Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar