Rabu, 20 April 2022

Diri yang Mencintai Al-Qur'an

DIRI YANG MENCINTAI AL-QURAN

[Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.]*

 

Kerisauan diri terhadap masalah pada tulisan kemaren (Diri yang Iqra’), dengan masih banyak umat Islam yang buta al-Qur’an. Tentu ini menjadi kendala terbesar pada diri yang akan mencintai al-Qur’an sepenuh diri.

 

Mencintai al-Qur’an bagi setiap nafsani muslim harus menjadi pilihan utama pada diri yang ber-Iqra’. Mencintai berarti memberikan kasih sayang yang dalam pada al-Qur’an.

 

Mencintai juga berarti memberikan perlakuan khusus yang didorong oleh rasa atau perasaan yang istimewa pada objek dicintai. Mencintai juga berarti memberikan perhatian, melindungi, dan menyayangi secara mendalam yang lahir dari diri, akal, hati, dan jiwa.

 

Mencintai juga berarti memperoleh kebahagian dari yang dicintai. Mencintai juga memperoleh kedamaian dan ketentraman hati dan jiwa.

 

Mencintai juga berarti menjaga dan memelihara objek yang dicintai sepenuh diri jiwa dan raga setiap diri yang ber-Iqra’.

 

Begitulah seharusnya setiap nafsani menghadirkan rasa mencintai al-Qur’an sepenuhnya. Mencintai al-Qur’an berarti memberikan kasih sayang yang dalam pada al-Qur’an.

 

Mencintai al-Qur’an berarti memberikan perlakuan khusus pada al-Qur’an, melahirkan perasaan istimewa pada al-Qur’an. Mencintai al-Qur’an memberikan perhatian yang banyak pada al-Qur’an.

 

Mencintai al-Qur’an berarti melindungi dan menyayangi al-Qur’an secara mendalam yang lahir dari diri yang kuat, akal yang sehat, hati yang bersih, dan jiwa yang suci bertauhid yang benar kepada Allah SWT.

 

Mencintai al-Qur’an berarti menjaga dan memelihara al-Qur’an sepenuh diri jiwa dan raga setiap diri yang ber-Iqra’.

 

Maka mencintai al-Qur’an sebuah pilihan wajib pada diri yang ber-Iqra’. Setiap nafsani yang mencintai al-Qur’an sepenuh diri, jiwa, dan raganya, tidak akan pernah merasa lelah dan letih serta tidak akan pernah merasa bosan membaca al-Qur’an.

 

Setiap diri yang mencintai al-Qur’an akan memperoleh kekuatan mempelajari al-Qur’an dengan sungguh-sungguh. Walaupun saat ini masih buta baca al-Qur’an.

 

Mulailah dengan “bismillaah” mencintai al-Qur’an maka al-Qur’an akan Allah SWT mudahkan untuk mempelajarinya.  

 

Setiap diri yang mencintai al-Qur’an, bagi mereka membaca al-Qur’an akan memperoh ketenangan diri lahir dan bathin. Membaca al-Qur’an menjadi kebahagian hakiki lahir dan bathin.

 

Setiap diri yang mencintai al-Qur’an akan dituntun dalam memahami al-Qur’an dimudahkan memperoleh cahaya keimanan yang (iman yang istiqamah).

 

Setiap diri yang mencintai al-Qur’an akan dimudahkan dalam mengamalkan perintah Allah SWT dan menjauhkan diri larangan-larangan Allah SWT dalam al-Qur’an.

 

Setian diri yang mencintai al-Qur’an Allah SWT jadikan khalifah (wali-wali) Allah SWT dalam mendakwahkan al-Qur’an dengan berbahagia kepada umat manusia.

 

Mencintai al-Qur’an berarti memilih untuk berbahagia bersama al-Qur’an. Mencintai al-Qur’an berarti memilih untuk dicintai sepenuhnya oleh al-Qur’an, maka berbahagialah setiap diri yang telah dicintai al-Qu’an.

 

Diri yang telah mencintai dan dicintai al-Qur’an, In Syaa Allah akan akan diselamatkan al-Qur’an dalam kehidupan didunia dan akhirat.

 

Kemuliaan al-Qur’an bagi diri yang mencintai al-Qur’an, maka al-Qur’an akan menemani diri pada saat sakratul maut, al-Qur’an juga akan memberikan cahaya penerangan ketika diri berada pada kegelapan alam kubur.

 

Al-Qur’an juga membimbing dan menemani diri saat hari berbangkit datang, al-Qur’an juga akan menjadi pembela utama saat hisab di Yaumil Akhir di mahkamah Allah SWT.

 

Al-Qur’an juga akan menjadi pembimbing saat diri berjalan melintasi jembatan siratal mustaqiem, al-Qur’an juga akan membimbing diri yang mencintai al-Qur’an sampai ke dalam syurga.

 

Bahkan sesampai disurga al-Qur’an masih membimbing nafsani diri yang mencintai al-Qur’an dihadapan Allah SWT agar ditempatkan pada tempat tertinggi bersama Rasulullah SAW di Surga Firdaus. Seperti ayat berikut:

 

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya Qs. Al-Kahfi [16] 107-108*.

 

 

Penutup tulisan hari ini. Ya Tuhan kami, dengan al-Qur’an karuniakanlah kepada kami kasih sayang-Mu, Jadikanlah al-Qur’an sebagai imam kami, cahaya penerang kehidupan kami dunia dan akhirat, hiadayah dan sumber rahmat bagi kami🤲*

 

 

Kampus 2 UAD Yogyakarta

Tanggal 19 Ramadhan 1443 H/ 20 April 2022 H.

 

Salam Abdoellah

*Dosen Magister Psikologi UAD Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar