Jumat, 29 April 2022

Mudik yang Sesungguhnya

MUDIK YANG SESUNGGUHNYA

II [Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.]* II

 

Mudik kembali kekampung halaman setelah beberapa lama berada di tanah perantauan. Semua diri pasti mempunyai kampung halaman dan setiap diri pasti akan mudik, tidak ada diri yang tidak akan mudik sebab semua diri memiliki kampung halaman. Bahkan semua diri siapapun nafsaninya memiliki satu kampung yang sama, itulah kampung akhirat.

 

Kampung akhirat adalah tempat kembalinya diri, kampung yang kekal dan abadi, di kampung akhirat kita akan hidup selama-lamanya. Diakhirat ada dua kampung, kampung surga dan ada kampung neraka. Surga adalah kampung Maha Sempurna.

 

Dari Abu Hurairah RA. Ia berkata; Rasulullah SAW bersabda, Allah SWT berfirman: Aku telah menyediakan untuk hamba-hamba-Ku yang shaleh suatu (kenikmatan) yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga dan belum pernah pula terbetik dari lubuk hati manusia” (HR. Bukhari 3005 & HR. Muslim 5053).

 

Sedangkan neraka adalah kampung kehinaan diri: Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan (Qs. At-Tahrim [66] 6.

 

Kehidupan dunia ini ibarat tempat perantauan diri, setelah nenek moyang kita Nabi Adam AS dan istrinya Siti Hawa di turunkan ke bumi dengan beragam kesulitan dan banyak juga kemudahannya.

 

Hidup didunia adalah perjuangan untuk mudik kekampung akhirat. Maka mudik yang sesungguhnya adalah mudik ke kampung akhirat, setiap diri di dunia berkesempatan memilih mudik ke kampung surga atau kampung neraka. Masing-masing diri yang menentukan:

 

dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kesesatan (kampung neraka) dan (jalan) ketakwaannya (kampung surga). sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu (memilih jalan taqwa),  dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya (memilih jalan kesesatan) (Qs. asy-Syam [91] 7-11.

 

Kita semua para pemudik yang pasti akan mudik kekampung akhirat. Semua nafsani pasti akan mudik, kita sedang menunggu antrian dengan waktu mudik yang tidak jelas kapan akan datang, mungkin bisa hari ini, besok, atau lusa. Wallahu A’lam bishawab tidak ada diantara kita yang tahu kapan akan mudik.

 

Apabila waktunya sudah tiba, maka satu persatu kita akan mudik keharibaan-Nya. Perjalanan mudik kita amat panjang sekali dan akan memakan waktu yang sangat lama.

 

Kita lewati satu pos perjalanan ke pos-pos perjalan selanjutnya. Alam kubur adalah perjalanan pertama, tempat berupa ruangan sempit sebadan dan gelap gulita tidak ada penerangan.

Perjalanan kedua memasuki kehancuran alam semesta, bumi dihancurkan sehancur-hancurnya, manusia berterbangkan seperti kapas-kapas yang sedang diterbangkan anggin.

 

Perjalanan ketiga memasuki hari kebangkitan, semua manusia akan dibangkitkan termasuk diri masing-masing yang membaca tulisan ini. Perjalanan keempat berada di Padang Masyar, disini terik panas tak terhingga, bahkan bisa melepuhkan kulit-kulit pembalut tulang ini.

 

Perjalanan kelima memperoleh syafaat dari Rasulullah SAW. Bagi yang memperoleh syafaat In Syaa Allah perjalanan mudik berikut lebih mudah. Perjalanan keenam memasuki masa-masa perhitungan amal shaleh yang dikenal dengan hisab.

 

Perjalanan ketujuh penyerahan cacatat, bersyukur semoga catatan amal baik kita jauh lebih banyak dari catatan perbuatan ingkar kita kepada Allah SWT.

 

Perjalanan mudik kedelapan memasuki timbangan amal (mizan) dan perjalanan pada telaga Rasulullah SAW. Setelah itu perjalanan mudik berikutnya melintasi jembatan siratal mustaqim.

 

Perjalanan terakhir setiap diri penentuan tempat mudik terbaik di kampung akhirat, apa akan ditempatkan di kampung surga atau kampung neraka. Semua nafsani pasti berharap termasuk kita mudik yang sesungguhnya kelak ditempatkan dikampung surga, pilihan kita tentu surga firdaus.

 

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah dari padanya (Qs. al-Kahfi [18] 107-108.

 

Maka berikhtiarlah setiap diri dengan ikhtiar terbaik untuk mudik yang sesungguhnya: Berbekallah dengan taqwa. Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal sehat Qs. Al-Baqarah [2] 197.*

 

Penutup tulisan hari ini: Ya Allah, masukkanlah aku dengan cara masuk yang benar, dan keluarkanlah aku dengan cara yang benar🤲Qs. Al-Isra’ [17] 80.

 

Kampoeng Santri Kotagede Jogjakarta

Tanggal 28 Ramadhan 1443 H/ 29 April 2022 H.

 

Salam Abdoellah

*Dosen Psikologi Islam UAD Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar