Sabtu, 16 April 2022

Diri yang Memilih

DIRI YANG MEMILIH

[Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.]*

 

Alhamdulillaahirabbil’alamiin. Saya  baru saja menyelesaikan amanah mencardaskan kehidupan bangsa. Setiap kali berkesempatan mencerdaskan kehidupan bangsa, saya juga berupaya memanfaatkannya untuk mencerdaskan kehidupan akhirat.

 

Materi kuliah mencerdaskan kehidupan akhirat saya sandarkan pada Qs. Asy-Syam [91] 7-10. Artinya sebagai berikut: dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kesesatan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.

 

Pada ayat 7 surat asy-Syam ini, pesan utama dari sang Khalik adalah tentang jiwa dan penyempurnaan ciptaan-Nya. Manusia adalah satu-satunya ciptaan Allah SWT yang paling sempurna (insan kamil) dibanding dengan malaikat sekali pun.

 

Kesempurnaan penciptaan manusia di akui oleh para malaikat dengan bersujud. Seluruh malaikat bersujud kepada Nabi Adam AS, kecuali iblis.

 

Bersujudnya para malaikat kepada Nabi Adam AS tidak bermakna menyembah. Akan tetapi bermakna memberikan penghormatan atas kemuliaan manusia (Adam AS). Penjelasan ini terdapat dalam beberapa surat pada al-Qur’an, salah satunya sebagai berikut:

 

Artinya: Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir Qs. al-Baqarah [2] 34.

 

Sujud di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam AS, bukanlah berarti sujud memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata kepada Allah SWT.

 

Seperti itu kesempurnaan penciptaan Allah SWT terhadap Adam AS dan manusia. Manusia derajatnya lebih tinggi dari para malaikat karena kesempurnaan tersebut.

 

Hal ini sejalan dengan ayat ke 4 surah at-Tiin [95] artinya: sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna (sebaik-baiknya). Berbahagia kita dapat menjadi bagian dari keturunan Nabi Adam AS.

 

Pada ayat ke delapan surah asy-Syam tersebut Allah SWT ingatkan “maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kesesatan dan jalan ketaqwaannya”.

 

Dua jalan; jalan kesesatan dan jalan ketaqwaan, disini diri yang memilih. Masing-masing diri diberikan kebebasan memilih jalan kesesatan atau jalan ketaqwaan. Allah SWT menjelaskan konsekuensi dari diri yang memilih.

 

Diri yang memilih jalan ketaqwaan, inilah sesungguhnya diri beruntung yang mensucikan jiwa. Sebaliknya diri yang memilih jalan kesesatan, inilah sesungguhnya diri yang merugi.

 

Mumpung kesempatan masih ada, ramadhan masih lima belas hari lagi, mari kita berikhtiar menjadi diri yang memilih jalan ketaqwaan. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Qs. Al-Hujurat [49] 13.

 

Yakinkan diri, diri yang memilih jalan ketaqwaan dekat dengan Allah SWT, dekat dengan para Nabi dan Rasul, dekat dengan malaikat, dekat dengan surga, dan dekat dengan hamba-hamba Allah SWT yang shalih.

 

Maka pantaskanlah nafsani kita menjadi diri yang memilih jalan ketaqwaan. Berbekallah dengan taqwa. Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku wahai orang-orang yang berakal sehat Qs. Al-Baqarah [2] 197.

 

Berikhtiarlah diri yang memilih jalan ketaqwaan, besungguh-sungguh: Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah sebenar-benar taqwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam Qs. Ali-Imran [3] 102.

 

 

Penutup tulisan hari ini. Ya Allah, berikanlah kepada jiwaku ketaqwaannya, Engkau adalah Yang Memiliki dan Yang Maha Menguasainya, dan Engkau adalah sebaik-baik yang menyucikannya🤲*

 

 

 

Kampus 2 UAD

Tanggal 15 Ramadhan 1443 H/ 16 April 2022 H.

 

Salam Abdoellah

*Dosen Magister Psikologi UAD Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar