Selasa, 19 April 2022

Diri yang Iqra'

DIRI YANG IQRA’

[Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.]*

 

Kecintaan  umat Islam kepada al-Qur’an sudah tidak diragukan lagi, baik secara kolektif maupun individu umat Islam telah teruji kecintaan kepada al-Qur’an. Salah suktinya kasus penistaan agama oleh Ahok yang menyinggung surah Al-Maidah 51 saat berbicara di Pulau Seribu.

 

Begitu juga dengan kasus-kasus penistaan agama Islam oleh AA yang kebal hukum berujung penghakiman masal oleh masa saat demontrasi aliansi BEM SI 11 April lalu.

 

Sederetan kasus-kasus penistaan agama Islam yang kebal hukum dan dilindunggi penguasa juga dilakukan oleh banyak orang. Mereka begitu membenci agama Islam.

 

Mereka terbuka dan terang-terangan melakukan penistaan agama Islam, seperti yang selalu dilakukan oleh Abu Janda (PA). Penistaan agama Islam juga dilakukan oleh DS dan kawan-kawannya.

 

Bahkan yang paling viral saat ini penistaan agama Islam oleh mantan ustadz, sekarang sudah menjadi kafir berinisial SI. SI konon dikabarkan anak kiyai dan pemilik pondok pesantren.

 

Begitulah sederetan kasus penistaan agama Islam, penistaan al-Qur’an dari waktu-kewaktu, dari satu kasus kekasus-kasus yang lain,  ada yang terselesaikan, namun sangat banyak tidak terselesaikan, kasat mata sepertinya ada yang bermain-main dan melindunggi.

 

Sederetan kasus ini yang paling menyita perhatian kita adalah kasus Ahok. Hal ini membuktikan begitu dalam kecintaan umat Islam pada agamanya dan kitab sucinya al-Qur’an.

 

Peristiwa ini tidak dapat dibantah atau dibatalkan oleh siapapun karena tercatat dalam sejarah Indonesia dan peradapan dunia dikenali dengan aksi dua Desember 2016 atau “Aksi 212” di Monumen Nasional dan sekitarnya yang dihadiri ratusan juta masa umat Islam dari seluruh Indonesia.

 

Begitulah bukti kecintaan umat Islam pada agama dan kitab sucinya al-Qur’anul Karim. Serentak seluruh jiwa raganya akan membela Islam. Seluruh kekuatan diri akan dikeluarkan, semangat jihadnya akan memancarkan jiwa yang hanya takut kepada Allah SWT.

 

Semangat jihat ini akan lahir tepat pada waktunya apabila ada yang melecehkan dan menistakan agama, maka serentak akan lahir semangat jihad membela Islam.

 

Hal ini sejalan dengan Qs. Muhammad [47] 7, berikut artinya: Hai orang-orang mukmin, jika kamu membela (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.

 

Apabila dilihat dari realita kehidupan umat Islam, semangat jihat bela Islam tersebut belum sejalan dengan semangat diri yang ber-Iqra’ dengan al-Qur’an (semangat membaca al-Qur’an).

 

Semangat membaca al-Qur’an umat Islam masih sangat rendah.  Bahkan angka buta baca al-Qur’an umat Islam masih sangat tinggi mencapai 65,0 persen dari 223 juta penduduk Indonesia beragama Islam.

 

Bahkan yang cukup memprihatinkan 18,3 persen umat Islam tidak bisa membaca al-Qur’an adalah kelompok terdidik dan terpelajar.

 

Tentu hal ini sangat miris, memprihatinkan sekali masih sangat sangat banyak saudara kita se Iman yang belum bisa membaca al-Qur’an.

 

Pembaca budiman pada momentum nuzul qur’an ramadhan ini, apakah solusi yang dapat saudara berikan atas masalah besar umat masih banyak saudara-saudara kita buta membaca al-Qur’an?

 

(Bersambung)*

 

Penutup tulisan hari ini. Ya Tuhan kami, dengan al-Qur’an karuniakanlah kepada kami kasih sayang-Mu, Jadikanlah al-Qur’an sebagai imam kami, cahaya penerang kehidupan kami dunia dan akhirat, hiadayah dan sumber rahmat bagi kami🤲*

 

 

Kampus 2 UAD Yogyakarta

Tanggal 18 Ramadhan 1443 H/ 19 April 2022 H.

 

Salam Abdoellah

*Dosen Magister Psikologi UAD Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar