Kamis, 21 April 2022

Diri yang Ber-I'tikaf

DIRI YANG BER I’TIKAF

[Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.]*

 

Malam ini para shaimin dan shaimat akan memasuki tahapan sepuluh malam terakhir ramadhan. Sepuluh hari terakhir dikenal luas dengan malam-malam I’tikaf.

 

I’ktikaf merupakan kegiatan berdiam diri dan tinggal di masjid disepuluh hari terakhir di bulan ramadhan. Berdiam diri dan tinggal di masjid totalitas digunakan untuk semata-mata hanya beribadah kepada Allah SWT.

 

Baik ibadah wajib shalat lima waktu berjemaah, shalat sunah tarawih dan witir,  shalat-shalat sunah lainnya, umrah di masjidil haram. Berdiam diri dan tinggal selama sepuluh hari terakhir bulan ramadhan juga digunakan untuk memperbanyak zikir/ berzikir dan membaca al-Qur’an serta amalan-amalan lainnya yang dituntun dalam syariat.

 

Menurut majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah pada buku Tuntunan Ramadhan menjelaskan I’tikaf adalah aktifitas berdiam diri di masjid dalam satu tempo tertentu dengan melakukan amalan-amalan (ibadah-ibadah) tertentu untuk mengharapkan ridha Allah SWT.

 

Karena I’tikaf merupakan kegiatan ibadah dengan mengharap ridha Allah SWT semata. Semata-mata beribadah hanya karena Allah SWT semata hal ini sesuai dengan ayat, artinya sebagai berikut: Katakanlah: sesungguhnya shakatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah karena Allah, Tuhan semesta alam Qs. al-An’am [6] 162.

 

Marilah kita siapkan diri lahir dan bathin, hadirkan seluruh kekuatan diri, bimbinglah diri melalui akal yang sehat, hati yang bersih, dan jiwa yang suci melangkah dengan berniat I’tiqaf “Bismillaahi tawakkaltu ‘alallaahi Lahaula walaquwata Illa billah” menjadikan diri yang ber-I’tikaf pada malam-malam terakhir ramadhan dimulai malam 21 malam ini.

 

I’tikaf dapat dilakukan di masjid terdekat yang memiliki Imam tetap shalat lima waktu, I’tikaf juga dapat dilaksanakan di masjid-masjid khusus yang  menfasilitasi jemaah dengan program I’tikaf di masjid tersebut.

 

Wahai diri mari gunakan kesempatan terbaik sepuluh malam terakhir ramadhan menjadi diri yang ber-I’tikaf.  Kuatkan diri dengan hadits dan ayat-ayat berikut:

 

Artinya: “Bahwa Nabi saw melakukan i’tikaf pada hari kesepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, (beliau melakukannya) sejak datang di Madinah sampai beliau wafat, kemudian istri-istri beliau melakukan i’tikaf setelah beliau wafat.” [HR. Muslim].

 

Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri'tikaf[115] dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa Qs. al-Baqarah [2] 187.

 

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar Qs. al-Qadr [97] 1-5.*

 

Penutup tulisan hari ini. Ya Tuhan kami Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencinta orang yang meminta maaf. Karenan itu maafkanlah kami ya Kariim🤲*

 

 

Kampus 2 UAD Yogyakarta

Tanggal 20 Ramadhan 1443 H/ 21 April 2022 H.

 

Salam Abdoellah

*Dosen Magister Psikologi UAD Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar