Selasa, 12 April 2022

Diri di Sepuluh Hari Kedua

DIRI DI SEPULUH HARI KEDUA

II [Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.]* II

 

Saat ini kita telah berada pada hari kesebelas bagi yang memulai saumu pada hari sabtu 2 April 2022. Jadi saumu ramadhan 1443 telah memasuki sepuluh hari keutamaan kedua.

 

Memang ada keyakinan pada diri muslim bahwa ramadhan dibagi dengan tiga keutamaan. Keutamaan sepuluh hari ramadhan pertama, kedua, dan ketiga. Masing-masing dengan keutamaan  rahmah, makgfirah, dan idqumminannar (terbebas dari api neraka).

 

Terlepas dari sumber hadits, tiga keutamaan sepuluh malam-malam ramadhan ini. Apakah haditts ini bersumber dari hadits yang shahih atau hadits dhaif/ lemah. Ranah ini tidak menjadi kapasitas penulis menjelaskannya.

 

Terkait dengan semangat keutamaan hari-hari ramadhan, dalam hal ini bagi saya, dengan menggunakan kaca mata psikologi Islam terdapat satu ruang kesungguhan ikhtiar dan motivasi diri dalam saumu ramadhan, yang harus menjadi kekuatan psikologis pada diri dalam berpuasa.

 

Kekuatan motivasi diri ini yang harus selalu ada selama ramadhan dan semakin diperkuat dari yang biasa-biasa saja pada sepuluh hari pertama menjadi lebih baik kualitas maupun kuantitas di hari-hari sepuluh berikutnya.

 

Berharap diri di sepulih malam kedua ini sudah menjadi lebih taqwa. Menjadi lebih dalam kesungguhan keshalehan perilaku, baik perilaku shaleh maupun perilaku muslih.

 

Peningkatan harus diikhtiarkan setiap diri di sepuluh malam kedua dari saumu menjadi syiyamu. Saumu di sepuluh malam pertama secara kuantitas baru bisa menahan diri dari makan, minum dan berjimak disiang hari ramadhan.

 

Maka dikeutamaan sepuluh hari kedua ditingkat kualitasnya dari saumu menjadi syiyamu ramadhan. Dari saumu yang baru mampu menahan diri dari makan, minum dan berjimak disiang hari ramadhan, menjadi syiyamu secara kualitas.

 

Meningkat menjadi diri di sepuluh hari kedua yang semakin dimampukan menahan diri dan menjaga hati tetap bersih. Hati yang hidup dengan membaca dan mengamalkan ayat-ayat al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.

 

Syiyamu merupakan saumunya diri, akal dan hati. Syiyamu merupakan ikhtiar diri dalam mengontrol dan mengendalikan psikofisik diri, tidak memukul/ menyakiti orang maupun makhluk Allah SWT lainnya.

 

Syiyamu juga ikhtiar diri mengontrol dan mengendalikan diri secara mental/ psikologis tidak shu’zhan pada nafsani (manusia) yang lain dan perilaku hati yang kotor lainnya, seperti sifat iri, dengki, pendendam, marah dan sakit hati lainnya terkendali dengan baik pada diri di sepuluh hari kedua dan seterusnya sampai idul fitri datang menjelang bahkan waktu takterhingga.

 

Diri di sepuluh hari kedua adalah mereka yang ber-syiyamu, mereka yang mampu mempuasakan hatinya dengan istiqamah, sehingga hati selalu terjaga dalam keadaan bersih (hati yang bersih).

 

Ingat hanya hati yang bersih yang akan tentram. Hanya hati yang bersih yang akan dapat menerima kebenaran Islam. Hanya hati yang bersih yang akan melahirkan keshalehan perilaku dan ingatlah. Ingatlah hanya hati yang bersih yang dapat menerima cahaya ke-Iman (al-haqq) dari Allah SWT dan hati yang bersihlah yang dapat memperoleh cahaya kesempurnaan al-Qur’an.

 

Mari kita renungi ayat al-Qur’an. Artinya sebagai berikut:  Katakanlah: "Barang siapa yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman Qs. Al-Baqarah [2] 97.

 

Mari kita manfaatkan kesempatan ini menjadikan diri di sepuluh hari kedua ramadhan bersungguh pada jalan ketaqwaan.*

 

Penutup tulisan hari ini. Ya Allah, jangan Engkau jadikan hati kami condong pada kesesatan sesudah Kau beri petunjuk pada kami, dan rahmatilah kami. Sungguh Kau Maha Pemberi karunia🤲(QS. Ali ‘Imrôn [3] 8).*

 

 

 

Kampung Pilahan Jogjakarta

Tanggal 11 Ramadhan 1443 H/ 12 April 2022 H.

 

Salam Abdoellah

*Dosen Psikologi Islam UAD Yogyakarta 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar