Selasa, 05 April 2022

Dinamika Psikologis Self-Saumu Ramadhan

 

DINAMIKA PSIKOLOGIS SELF-SAUMU RAMADHAN  

[Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.]*

 

 

Kembali kepada tulisan kemaren “Saumu dalam Literasi Psikologi”, Senin 3 Ramadhan 1443. Terkait dengan tujuan dari perintah  saumu ramadhan, menjadikan manusia yang berpuasa tersrbut memiliki berkepribadian muttaqien/ bertaqwa (Qs. Al-Baqarah [2] 183). Tentu tujuan ini menjadi  kekuatan psikologis pada diri orang-orang beriman.

 

Tentu orang-orang yang mengaku dirinya beriman, akan mengupayakan sungguh-sungguh kekuatan psikologis ini untuk memperoleh ketaqwaan atau mencapai derajat taqwa. Kekuatan psikologis tersebut meliputi dinamika diri, berupa; self-control dan self-regulation serta peran self-efficacy. Tiga kekuatan psikologis ini bersinergi pada diri dalam menumbuhkan ketaqwaan.

 

Pertama self-control. Self-control atau kontrol diri merupakan kekuatan psikologis pada diri untuk memberikan pertimbangan dalam berperilaku, pertimbangan berperilaku didasarkan pada standar yang dibangun (ditetapkan) dan mengontrol perilaku tersebut agar sesuai dengan standar yang ditetapakan.

 

Standar berperilaku dalam berpuasa dibangun dan ditetapkan berdasarkan dua pedoman hidup muslim; al-Qur’an dan Sunnah Rasulullaah SAW (Mutlak). Maka jelas sekali self-control harus diaktifkan memberikan pertimbangan berperilaku tunduk pada kedua pedoman tersebut.

 

Kedua self-regulation. Self-regulation atau regulasi diri juga kekuatan psikologis yang terdapat pada diri, berupa kekuatan mengatur dan mengarahkan diri dalam berperilaku, setelah memperoleh pertimbangan yang kuat dari self-control. Kemampuan mengatur dan mengarahkan diri dalam berpuasa juga sesuai dengan dua pedoman hidup muslim tadi. 

 

Ketiga self-efficacy. Self-efficacy atau efikasi diri merupakan keyakinan individu terhadap dirinya (prasangka pada diri) untuk dapat melakukan sesuatu pada diri. Contoh kecil diluar kontek saumu, saat putri saya belajar sepeda roda dua, sekitar usia 4 tahun. Saya coba membangunan efikasi diri, dengan unggkapan dan ekspresi meyakinkan dirinya “Bismillaah, ya Allah Aira bisa”. Dalam tempa lebih kurang 2-4 menit sudah bisa bersepeda roda dua.

 

Maka tiga kekuatan psikologis di atas, dapat menjadi pertimbangan untuk maksimalkan menjadi penguat faktor keber-Imanan para shaimin-shaimat  dalam menumbuhkan kepribadian muttaqien yang kuat pada diri, hati yang bersih, dan jiwa yang suci dalam ketaqwaan. Pembahasan pemberdayaan dinamika psikologis self-control, regulation, dan efficacy dalam menumbuhkan kepribadian muttaqien In Syaa Allah akan disampaikan pada tulisan-tulisan berikutnya.*

 

Penutup tulisan hari ini. “Ya Allah, terimalah bakti kami. Sungguh Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikan kami berdua orang yang taat padaMu, dan jadikanlah keturunan kami umat yang patuh padaMu. Tunjukkan tata cara dan tempat ibadah haji kami, serta terimalah taubat kami. Sungguh Kau Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. AlBaqarah [2] 127128).

 

 

Kampus 2 UAD

Tanggal 4 Ramadhan 1443 H/ 05 April 2022 H.

 

Salam Abdoellah

*Dosen Psikologi Islam UAD Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar