SHIYAMU:
BELAJAR DARI TUAN PAVLOV
Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi.,
M.Si.
Tuan Pavlov seorang ilmuwan dengan nama lengkap Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936). Pavlov adalah seorang dokter dan fisiolog
berkebangsaan Kekaisaran Rusia, Uni Sovyet. Nama Pavlov semakin besar dengan
teori classical conditioning.
Teori pengkondisian klasikal (classical conditioning theory) termasuk kelompok teori behaviorisme.
Behaviorisme adalah pandangan yang menyatakan bahwa perilaku harus dijelaskan
melalui pengalaman yang harus diamati, bukan dengan proses mental.
Menurut kaum behavioris, perilaku adalah segala
sesuatu yang kita lakukan dan dapat dilihat secara langsung. Penelitian
Pavlov menggunakan anjing, pada awalnya perilaku anjing diobservasi tanpa
kesenggajaan di rumah sakit Rusia.
Saat itu
Pavlov mengamati perilaku anjing-anjing datang dan berkumpul dengan tertip di
sekitar tempat pembuangan sementara sisa-sisa makanan pasien rumah sakit.
Pavlov
terinspirasi dengan perilaku anjing-anjing yang berkumpul pada waktu-waktu
tertentu saja. Kemudian Pavlov merancang penelitaian menggunkan anjing sebagai objek
eksperimen.
Pavlov
mengamati perilaku anjing (binatang) melihat makan, reaksi refleknya
mengeluarkan air liur (reflek fisik). Saat tidak ada makanan air liur anjing
(binatang) tetap keluar (reflek psikis).
Berdasarkan
kondisi tersebut saat itu Pavlov mengajukan pertanyaan sederhana di awal
eksperimennya. Apakah kita bisa merubah perilaku?
Kemudian
Pavlov melakukan eksperimen yang cukup lama. Pada awal eksperimen anjing diperdengarkan
bunyi bel, anjing tidak bereaksi dan juga tidak mengeluarkan air liur (tidak
ada reflek fisik dan reflek psikis).
Kemudian
anjing disuguhi makanan (daging). Anjing tuan Pavlov lansung memberikan reaksi
dengan mengeluarkan air liur (alami). Pada saat itu berarti terjadi respon alami
terutama reflek fisik.
Lalu Tuan
Pavlov merancang eksperimen pada anjingnya dengan mengkombinasikan bunyi bel
dan pemberian makanan. Bunyi bel (tidak alami), pemberian makanan (alami),
kedua stimulus yang berbeda ini diberikan dalam waktu yang berdekatan.
Pada waktu
pemberian makanan, Pavlov mengawali dengan bunyi bel, anjing tidak bereaksi
sama sekali, baru setelah dimunculkan makanan muncul reflek fisik. Hal seperti
ini diulanggi Pavlov berkali-kali, sampai 32 kali pengulangan.
Setiap
pengulangan Tuan Pavlov memberikan catatan yang lengkap tahap demi tahapnya. Sampai
12 kali pengulangan baru terjadi gejala-gejala perilaku anjing mulai berubah,
pengamatan Tuan Pavlov saat mendengar bunyi bel saja anjing sudah mulai
merespon dengan mengeluarkan air liur walalupun intensitasnya masih sedikit.
Tuan Pavlov
melanjutkan eksperimen sampai 32 kali pengulangan. Menakjubkan bunyi bel saja
yang diperdengarkan pada anjing, tanpa memberikan makanan (daging). Anjing
sudah mengeluarkan reaksi keluarnya air liur persis sama dengan kondisi alami
diawal saat anjing diberi makanan (daging).
Kesimpulan diperoleh
Tuan Pavlov dari pertanyaan eksperimennya di awal. Apakah kita bisa merubah
perilaku? Jawabanya: “Perilaku Bisa Kita Rubah”. Teori pengkondisian klasikal tuan Pavlov ini banyak diaplikasikan di lembaga pendidikan dan didunia pendidikan.
Kemabali
pada shaumu, ramadhan sebagai bulan pendidikan (syahrul tarbiyah) perlu kita
belajar banyak pada teori Tuan Pavlov. Miris setiap kali ramadhan berlalu, selama
30 hari nafsani kita dilatih. Setelah 30 hari berlalu begitu saja kasat mata
tidak terjadi perubahan perilaku signifikan, tidak terjadi perubahan dari
perilaku muslim ke perilaku taqwa.
Tidak
terjadi perubahan perilaku dari ketidak shalehan berubah menjadi keshalehan
perilaku, dari tidak taat menjadi taat, dari tidak berjemaah menjadi berjemaah.
Tidak berubah
dari pembohong menjadi jujur, tidak berubah dari penganiaya menjadi penolong, tidak
berubah dari ria menjadi ikhlas.
Tidak berubah
dari perilaku sobong, tidak berubah dari perilaku yan tidak memaafkan menjadi
menjadi hamba Allah SWT yang bersifat pemaaf. Tidak berubah dari hamba yang
menzalimi menjadi hamba Allah SWT yang senantiasa berbuat ikhsan.
Tidak berubah
dari berpakaian tidak Islami, membuka aurat menjadi berpakaian Islami sesuai
dengan al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW, serta selalu berpakaian tidak menutupi
aurat.
Sangat
disayangkan 30 hari kita ditempa dan dibina Allah SWT dalam tarbiyatul ramadhan
berlalu sia-sia, kecenderunagn selama ini sama setiap kali ramadhan berlalu,
berlalu tanpa berbekas dengan tidak terjadi perubahan perilaku pada.
Apabila ini
benar-benar terjadi pada diri disetiap ramadahan berlalu, berlalu tanpa bekas, berlalu
tanpa terjadi perubahan keshalehan perilaku yang signifikan. Jadilah diri yang
selalu merugi (Baca Qs. Al-‘ashr [103] 1-3). Ingat diri tidak hanya sebatas
merugi, bahkan menjadi lebih rendah dari anjing eksperimennya Tuan Pavlov.
Maka renungkanlah
ayat berikut: Dan
sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami
(ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga
(tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu
sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah
orang-orang yang lalai Qs. al-A‘raf [7]
179.
Maka berikhtiarlah di ramadhan tahun ini, agar shiyamu
ramadhan kita membekas pada diri, hati, dan jiwa. Semoga terjadi perubahan perilaku dari perilaku yang tidak shaleh menjadi perilaku shaleh.
Penutup tulisan hari ini. Ya Allah, sungguh aku berlindung
pada‐Mu
dari sesuatu yang aku tidak tahu hakikatnya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi
ampun serta tidak menaruh belas kasihan padaku, niscaya aku termasuk orang‐orang yang merugi🤲
(Qs. Hud [11] 47)*
Kampus 2 UAD
Tanggal 12 Ramadhan 1443 H/ 13 April 2022 H.
Salam Abdoellah
*Dosen Psikologi Islam UAD Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar