DIRI DI SEPULUH HARI KEDUA
II [Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag.,
S.Psi., M.Si.]* II
Saat ini kita telah berada pada hari kesebelas bagi yang memulai saumu pada hari sabtu 2 April 2022. Jadi saumu ramadhan 1443 telah memasuki sepuluh hari keutamaan kedua.
Memang ada keyakinan pada diri muslim bahwa ramadhan dibagi dengan tiga keutamaan. Keutamaan
sepuluh hari ramadhan pertama, kedua, dan ketiga. Masing-masing dengan
keutamaan rahmah, makgfirah, dan idqumminannar
(terbebas dari api neraka).
Terlepas dari sumber
hadits, tiga
keutamaan sepuluh malam-malam ramadhan ini. Apakah haditts ini bersumber dari hadits yang shahih atau hadits
dhaif/ lemah. Ranah ini tidak menjadi kapasitas penulis
menjelaskannya.
Terkait dengan semangat
keutamaan hari-hari ramadhan, dalam hal ini bagi saya, dengan menggunakan kaca mata psikologi Islam terdapat satu ruang kesungguhan ikhtiar dan motivasi diri dalam saumu ramadhan, yang harus menjadi kekuatan psikologis pada diri dalam berpuasa.
Kekuatan motivasi diri ini yang harus selalu ada selama ramadhan dan semakin diperkuat dari yang biasa-biasa saja pada sepuluh hari pertama menjadi lebih baik
kualitas maupun kuantitas di hari-hari sepuluh
berikutnya.
Berharap
diri di sepulih malam kedua ini sudah menjadi lebih taqwa. Menjadi lebih dalam
kesungguhan keshalehan perilaku, baik perilaku shaleh maupun perilaku muslih.
Peningkatan harus diikhtiarkan setiap diri di
sepuluh malam kedua dari saumu menjadi syiyamu. Saumu di sepuluh malam pertama
secara kuantitas baru bisa menahan diri dari makan, minum dan berjimak disiang
hari ramadhan.
Maka dikeutamaan sepuluh hari kedua ditingkat kualitasnya
dari saumu menjadi syiyamu ramadhan. Dari saumu yang baru mampu menahan diri
dari makan, minum dan berjimak disiang hari ramadhan, menjadi syiyamu secara
kualitas.
Meningkat menjadi diri di sepuluh hari kedua yang semakin dimampukan menahan diri dan menjaga
hati tetap bersih. Hati yang hidup dengan
membaca dan mengamalkan ayat-ayat al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW.
Syiyamu merupakan saumunya diri, akal dan hati.
Syiyamu merupakan ikhtiar diri dalam
mengontrol dan mengendalikan psikofisik diri,
tidak memukul/ menyakiti orang maupun makhluk Allah SWT lainnya.
Syiyamu juga ikhtiar diri mengontrol dan mengendalikan diri secara mental/ psikologis tidak shu’zhan pada
nafsani (manusia) yang lain dan perilaku hati yang kotor lainnya, seperti sifat iri, dengki, pendendam, marah dan sakit hati lainnya terkendali dengan baik pada diri di sepuluh hari kedua dan seterusnya
sampai idul fitri datang menjelang bahkan waktu takterhingga.
Diri di sepuluh hari kedua adalah mereka yang ber-syiyamu, mereka yang
mampu mempuasakan hatinya dengan istiqamah,
sehingga hati selalu terjaga dalam keadaan bersih (hati yang bersih).
Ingat hanya hati yang bersih yang akan tentram. Hanya hati yang bersih yang akan dapat
menerima kebenaran Islam. Hanya hati yang bersih yang akan melahirkan
keshalehan perilaku dan ingatlah. Ingatlah hanya hati yang bersih yang dapat
menerima cahaya ke-Iman (al-haqq) dari
Allah SWT dan hati yang bersihlah yang dapat memperoleh cahaya kesempurnaan al-Qur’an.
Mari kita renungi
ayat al-Qur’an. Artinya sebagai berikut: Katakanlah: "Barang siapa
yang menjadi musuh Jibril, maka Jibril itu telah menurunkannya (Al Quran) ke
dalam hatimu dengan seizin Allah; membenarkan apa (kitab-kitab) yang sebelumnya
dan menjadi petunjuk serta berita gembira bagi orang-orang yang beriman Qs. Al-Baqarah
[2] 97.
Mari kita manfaatkan
kesempatan ini menjadikan diri di sepuluh hari kedua ramadhan bersungguh pada
jalan ketaqwaan.*
Penutup tulisan hari ini. Ya Allah,
jangan Engkau jadikan
hati kami condong pada kesesatan sesudah Kau beri petunjuk pada kami, dan
rahmatilah kami. Sungguh Kau Maha Pemberi karunia🤲(QS. Ali ‘Imrôn [3] 8).*
Kampung Pilahan Jogjakarta
Tanggal 11 Ramadhan 1443 H/ 12 April 2022 H.
Salam Abdoellah
*Dosen Psikologi Islam UAD Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar