DIRI YANG BER IKHTIAR
[Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag.,
S.Psi., M.Si.]*
Malam
dua puluh satu kemaren sangat mengembirakan. Dibeberapa masjid yang telah mempersiapkan tempat
I’tikaf bagi umat Islam yang berikhtiar mengikuti I’tikaf. I’tikaf kali ini
terasa berbeda setelah dua tahun masjid-masjid pada tutup karena mematuhi peraturan
pencegahan pandemi C19.
Semangat diri yang berikhtiar dalam beri’tikaf perlu ditingkatkan, sebab
masih banyak diri yang belum mengambil bagian terbaik beribadah di sepuluh
malam terakhir ramadhan dan juga semangat memperoleh malam lailatul qadar.
Beribadah dimalam lailatul qadar pahalanya dilipat gandakan melebihi beribadah
selama seribu bulan. Ini keutamaan dan kelebihan beribadah dengan diri yang
ber-I’tiqah di malam-malam terakhir ramadhan. Ayat berikut mari kita renungkan:
Sesungguhnya Kami telah menurunkannya
(Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun
malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur
segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar Qs. al-Qadr
[97] 1-5.
Setiap diri harus berani mengambil
kesempatan ini dengan diri yang berikhtiar pada malam kemuliaan. Diri yang
berikhtiar akan memanfaatkan seluruh kekuatan diri, akal, hati, dan jiwanya yang
disinari cahaya keimanan meraih kemuliaan diri di sepuluh malam terakhir ramadhan
tahun ini.
Menunggu ramadhan tahun depan mungkin
akan sia-sia, sebab tidak ada yang dapat menjamin usia dan kehidupan diri
didunia masih berjalan. Jangan diri ini sudah tinggal tulang belulang
dan nama yang
dibubuhi didepannya dengan almarhum dan/ atau almarhumah.
Maka mulailah berikhtiar, diri yang berikhtiar
dengan kesempurnaan ramadhan di
sepuluh hari terakhir ramadhan secara sempurna. Sempurna berada dan berdiam diri
untuk beribadah karena Allah SWT di masjid-masjid.
Diri yang berikhtiar melaksanakan shiyamu
dan qiyamu ramadhan di masjid-masjid terdekat dari tempat tinggal, atau masjid-masjid
jami’ yang menyelenggarakan I’tikaf bersama.
Apa bila tidak bisa totalitas dari sisi waktu 10 x 24 jam setiap harinya, diri yang berikhtiar masih
dapat memilih ber-I’tikaf sempurna (totalitas) dalam waktu 10 x 12 jam perharinya, dimulai dari terbenamnya matahiri diwaktu berbuka sampai
terbitnya fajar dikala waktu subuh.
Mungkin diri masih merasa berkesulitan,
waktunya masih dapat ditoleransi
menjadi 10 x 6 jam perhari, dengan memilih waktu-waktu tengah malam sampai
terbit fajar diwaktu subuh menjadikan diri berikhtiar disepuluh hari terakhir malam
ramadhan.
Diri yang belum bisa berikhtiar dalam I’tikaf
sempurna dalam sepuluh hari, asalkan ada niat yang kuat pada diri masih dapat memilih diri yang
berikhtiar pada lima malam-malam ganjil di sepuluh malam terakhir ramadhan.
Apa bila masih belum bisa dan ada waktu
hanya dalam waktu 4 jam atau hanya 2 jam saja setiap hari untuk beri’tikaf. Bahkan mungkin juga belum dapat
menterjadikan diri berikhtiar dalam satu hari saja dalam sepuluh malam terakhir ramadhan. Pantaslah Allah SWT
memantaskan kita menjadi orang-orang merugi.
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran Qs. al-‘ashr [103] 1-3.
Mungkin ayat berikut, 31 kali Allah SWT
ulanggi dalam Qs. ar-Rahman [55],
mampu menyadarkan diri, menjadi diri yang berikhtiar dalam I’tikaf di sepuluh
malam-malam terakhir ramadhan, berikut:
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang
kamu dustakan?
Diri yang berikhtiar merupakan bentuk kesungguhan hati dan jiwa dalam
berperilaku shaleh mengisi sepuluh terakhit ramadhan sampai pada derajat taqwa.
Taqwa merupakan derajat tertinggi manusia, dengan balasanya Surga.*
Penutup tulisan hari ini. Ya Tuhan kami Engkau Maha Pemaaf dan
Engkau mencinta orang yang meminta maaf. Karenan itu maafkanlah kami ya Kariim🤲*
Kampus 2 UAD Yogyakarta
Tanggal 21 Ramadhan 1443 H/ 22 April
2022 H.
Salam Abdoellah
*Dosen Magister Psikologi UAD Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar