DIRI YANG IQRA’
[Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag.,
S.Psi., M.Si.]*
Kecintaan
umat Islam kepada al-Qur’an sudah tidak diragukan lagi, baik secara
kolektif maupun individu umat Islam telah teruji kecintaan kepada al-Qur’an.
Salah suktinya kasus penistaan agama oleh Ahok yang
menyinggung surah Al-Maidah 51 saat berbicara di Pulau Seribu.
Begitu juga
dengan kasus-kasus penistaan agama Islam oleh AA yang kebal hukum berujung
penghakiman masal oleh masa saat demontrasi aliansi BEM SI 11 April lalu.
Sederetan
kasus-kasus penistaan agama Islam yang kebal hukum dan dilindunggi penguasa juga
dilakukan oleh banyak orang. Mereka begitu membenci agama Islam.
Mereka
terbuka dan terang-terangan melakukan penistaan agama Islam, seperti yang
selalu dilakukan oleh Abu Janda (PA). Penistaan agama Islam juga dilakukan oleh
DS dan kawan-kawannya.
Bahkan yang
paling viral saat ini penistaan agama Islam oleh mantan ustadz, sekarang sudah
menjadi kafir berinisial SI. SI konon dikabarkan anak kiyai dan pemilik pondok
pesantren.
Begitulah
sederetan kasus penistaan agama Islam, penistaan al-Qur’an dari waktu-kewaktu, dari
satu kasus kekasus-kasus yang lain, ada
yang terselesaikan, namun sangat banyak tidak terselesaikan, kasat mata
sepertinya ada yang bermain-main dan melindunggi.
Sederetan
kasus ini yang paling menyita perhatian kita adalah kasus Ahok. Hal ini
membuktikan begitu dalam kecintaan umat Islam pada agamanya dan kitab sucinya
al-Qur’an.
Peristiwa
ini tidak dapat dibantah atau dibatalkan oleh siapapun karena tercatat dalam
sejarah Indonesia dan peradapan dunia dikenali dengan aksi dua Desember 2016
atau “Aksi 212” di Monumen Nasional dan sekitarnya yang dihadiri ratusan juta masa umat Islam dari
seluruh Indonesia.
Begitulah
bukti kecintaan umat Islam pada agama dan kitab sucinya al-Qur’anul Karim. Serentak
seluruh jiwa raganya akan membela Islam. Seluruh kekuatan diri akan
dikeluarkan, semangat jihadnya akan memancarkan jiwa yang hanya takut kepada
Allah SWT.
Semangat
jihat ini akan lahir tepat pada waktunya apabila ada yang melecehkan dan
menistakan agama, maka serentak akan lahir semangat jihad membela Islam.
Hal ini
sejalan dengan Qs. Muhammad [47] 7, berikut artinya: Hai orang-orang mukmin, jika kamu membela
(agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
Apabila dilihat dari realita kehidupan
umat Islam, semangat jihat bela Islam tersebut belum sejalan dengan semangat
diri yang ber-Iqra’ dengan al-Qur’an (semangat membaca al-Qur’an).
Semangat membaca al-Qur’an umat Islam
masih sangat rendah. Bahkan angka buta
baca al-Qur’an umat Islam masih sangat tinggi mencapai 65,0 persen dari 223 juta penduduk Indonesia
beragama Islam.
Bahkan yang cukup memprihatinkan 18,3 persen umat Islam tidak bisa
membaca al-Qur’an adalah kelompok terdidik dan terpelajar.
Tentu hal ini sangat miris, memprihatinkan sekali masih sangat sangat banyak saudara kita se Iman yang belum
bisa membaca al-Qur’an.
Pembaca budiman pada
momentum nuzul qur’an ramadhan ini, apakah solusi yang dapat saudara berikan
atas masalah besar umat masih banyak saudara-saudara kita buta membaca
al-Qur’an?
(Bersambung)*
Penutup tulisan hari ini. Ya Tuhan kami, dengan al-Qur’an
karuniakanlah kepada kami kasih sayang-Mu, Jadikanlah al-Qur’an sebagai imam
kami, cahaya penerang kehidupan kami dunia dan akhirat, hiadayah dan sumber
rahmat bagi kami🤲*
Kampus 2 UAD Yogyakarta
Tanggal 18 Ramadhan 1443 H/ 19 April 2022 H.
Salam Abdoellah
*Dosen Magister Psikologi UAD Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar