KONTROL DIRI DALAM SAUMU RAMADHAN
II [Ust.
Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.]* II
Istilah
kontrol diri dalam literasi psikologi dikenal dengan self-kontrol, sedangkan dalam
literasi psikologi tasauf/ Islam disebut dengan mujahadah al-nafs. Penjelasan
tentang kontrol diri ada pada beberapa ayat al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah, dengan
artinya sebagai berikut:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah
kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu
mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui
Qs. al-Anfal [8] 27.
Syaitan telah menguasai mereka lalu
menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan.
Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi Qs.
al-Mujadilah [58] 19.
Dari Abu Hurairah R.A.: Rasulullah SAW
bersabda; orang yang kuat bukanlah orang yang menang dalam pertarungan
(peperangan), akan tetapi orang yang kuat itu orang yang mampu mengontrol diri
disaat marah (HR Bukhari Muslim 1875).
Kembali pada kontrol diri. Kontrol diri merupakan kekuatan psikologis (mental) pada psikologi tasauf/ Islam bersumber dari hati yang bersih dan jiwa yang suci, yang telah diselimuti oleh cahaya (Nur) Allah SWT. Hati dan jiwa yang diselimuti cahaya Allah SWT (hati nurani) akan memberikan pertimbangan dalam berperilaku, dapat juga memberikan pertimbangan pada keshalehan perilaku. Pertimbangan yang diberikan kontrol diri dalam berperilaku, didasarkan pada standar perilaku yang dibangun (ditetapkan) oleh diri, agar sesuai dengan standar yang ditetapakan.
Standar berperilaku dalam berpuasa secara khusus
maupun ibadah-ibadah lain dalam beragama Islam yang dibangun, bagi muslim wajib
ditetapkan berdasarkan dua pedoman hidup muslim; al-Qur’an dan Sunnah
Rasulullaah SAW (Mutlak). Maka pilihan utama bagi seorang muslim harus
mengaktifkan peran kontrol diri
(mujahadah al-nafs) dalam memberikan pertimbangan berperilaku (keshalehan
perilaku), dengan tuntunan agar tunduk pada kedua pedoman kontrol diri al-Qur’an dan Sunnah Rasulullaah SAW.
Berdasarkan uraian singkat ini maka kontrol diri
sangat penting dalam memberikan pertimbangan dan pengendalian aktifitas ibadah-ibadah
apapun dalam ber-Islam. Termasuk aktifitas ibadah saumu ramadhan yang sedang
dituanaikan saat ini, Agar tujuan ibadah saumu ramadhan dapat di wujudkan pada
diri menjadi individu yang mttaqien sesuia Qs. Al-Baqarah [2] 183. Maka kontrol diri ini yang menjadi bahagian/
salah satu dari tiga self-saumu ramadhan.
Memaksimalakan ragam kemampuan kontrol diri dalam
berperilaku akan memfungsian kekuatan psikologis untuk berperilaku maupuan
dalam beribadah. Maka secara bersama-sama ragam kekuatan psikologis (mental) menggerakkan
keshalehan perilaku pada satu tujuan yang sama. Hal ini tentu sesuai dengan
tujuan saumu ramadhan tadi, maupun tujuan masing-masing idadah ke-Islaman.
Ragam kekuatan psikologis kontrol diri dimaksud
berupa; kontrol keyakinan (aqidah), kontrol pemikiran, kontrol suasana hati
(emosi), kontrol perilaku, dan kontrol/ pengendalian nafsu. Masing-masing raqam
kekuatan psikologi tersebut berkolaborasi, bersinergi sebagai kekuatan dalam menumbuhkan
kemapuan mengontrol berperilaku taqwa dan
berkepribadian muttaqien. Masing-masing ragam psikologis kontrol diri ini akan
dibahas pada kesempatan yang lain.*
Penutup tulisan hari ini. Ya Allah… sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari
kelemahan, kemalasan, kepikunan, sifat pengecut, sifat kikir, dan azab kubur.
Ya Allah… berikanlah kepada jiwaku ketaqwaannya, dan sucikanlah ia, Engkau
adalah sebaik-baik yang menyucikannya, Engkau adalah Pemilik dan Yang
Menguasainya. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari hati
yang tidak khusyuk, dari jiwa yang tidak pernah kenyang (puas), dari ilmu yang
tidak bermanfaat, dan dari doa yang tidak diperkenankan🤲*
Kampus 2 UAD
Tanggal 5 Ramadhan 1443 H/ 06 April 2022
H.
Salam Abdoellah
Terima kasih sharing tulisannya di group pak ketua..Super sekali..boleh jadi tambahan literasi dalam membimbing anak2 dalam kegiatan pesantren Ramadhan..Salam dari Solok
BalasHapus