REGULASI
DIRI DALAM SAUMU RAMADHAN
II [Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag.,
S.Psi., M.Si.]* II
Istilah
regulasi diri pada literasi psikologi disebutkan dengan self-regulation, sedangkan dalam
literasi psikologi tasauf/ Islam dekat dengan tawakal al-nafs. Penjelasan
tentang regulasu diri ada pada beberapa ayat al-Qur’an kutipan artinya sebagai
berikut:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman[594]
ialah mereka yang bila disebut nama Allah[595] gemetarlah
hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka
(karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka berserah diri/bertawakkal (mengatur dan
mengarahkan diri)
Qs. al-Anfal [8] 2.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya dalam (mengatur dan mengarahkan diri) untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan Qs. al-Hasyr [59] 18.
Sama dengan
kontrol diri apada artikel kemaren, regulasi diri juga satu kekuatan yang
terdapat pada diri, berupa kekuatan psikologis (mental) yang bersumber pada pada
kekuatan hati yang bersih dan jiwa yang suci.
Kekuatan
hati dan jiwa tersebut hadir dari hati dan jiwa yang telah memperoleh cahaya
Ilahi (al-nafs al-kamilah). Hati dan jiwa inilah yang akan melahirkan kesadaran
Ilahiyah. Kesadaran ilahiyah (nafs Ilahiyah) akan melahirkan kekuatan psikologis
(mental) untuk mengatur dan mengarahkan diri dalam berperilaku.
Kekuatan
psikologis (mental) yang lahir dari kesadaran Ilahiyyah inilah yang mengerakkan
nafsani (manusia) untuk mengatur dan
mengarahkan dirinya selalu dalam keshalehan perilaku. Spesifiknya kekuatan
psikologis (mental) dalam mengatur dan mengarahkan diri pada keshalehan
perilaku pada saat saumu ramadhan. Maupun mengerakkan keshalehan secara lebih
luas dan komprehensif dalam ber-Islam kaffah.
Kemampuan
diri dalam melakukan aktifitas regulasi diri sepanjang ramadhan berjalan, tentu
hal ini diri (nafsani) akan selalu tertuntun dengan baik dalam keshalehan, maka
seluruh aktifitas ibadah saumu dan rangkaiannya akan dapat dijalankan maksimal
baik yang melekat pada siyamu ramadhan, maupuan qiayamu ramadhan.
Sehingga
dalam jangka panjang regulasi diri yang tepat melaksanakan
saumu ramadhan dan aktifitas keber-Islam
kaffaf akan melahirkan (menumbuhkan) keshalehan perilaku, baik pada perilaku
shaleh maupun perilaku muslih. Sehingga tujuan dari saumu ramadhan akan dapat
diwujudkan dengan tepat. Semua kita yang mampu mengatur dan
mengarahakan diri dalam saumu ramadhan, maupun dalam keber-Islaman kaffah. akan
menjadi nafsani yang bertaqwa In Syaa Allah.
Maka sungguh benar kita bersama akan berkepribadian
muttaqien.
Penutup tulisan hari ini. Ya Allah, berikanlah kepada jiwa kami ketaqwaannya,
Ya Allah Engkau yang
memiliki dan yang menguasainya (jiwa), dan
Engkau juga
sebaik-baik yang menyucikannya
(jiwa) 🤲*
Kampus 2 UAD
Tanggal 6 Ramadhan 1443 H/ 07 April 2022 H.
Salam Abdoellah
*Dosen Psikologi Islam UAD Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar