DIRI YANG MEMILIH
[Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag.,
S.Psi., M.Si.]*
Alhamdulillaahirabbil’alamiin.
Saya baru saja menyelesaikan amanah mencardaskan
kehidupan bangsa. Setiap kali berkesempatan mencerdaskan kehidupan bangsa, saya
juga berupaya memanfaatkannya untuk mencerdaskan kehidupan akhirat.
Materi kuliah mencerdaskan
kehidupan akhirat saya sandarkan pada Qs. Asy-Syam [91] 7-10. Artinya sebagai
berikut: dan jiwa
serta penyempurnaannya (ciptaannya), maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(jalan) kesesatan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
Pada
ayat 7 surat asy-Syam ini, pesan utama dari sang Khalik adalah tentang jiwa dan
penyempurnaan ciptaan-Nya. Manusia adalah satu-satunya ciptaan Allah SWT yang
paling sempurna (insan kamil) dibanding dengan malaikat sekali pun.
Kesempurnaan penciptaan manusia di akui oleh para
malaikat dengan bersujud. Seluruh
malaikat bersujud kepada Nabi Adam AS, kecuali iblis.
Bersujudnya
para
malaikat kepada Nabi
Adam AS tidak bermakna menyembah. Akan tetapi
bermakna memberikan penghormatan atas kemuliaan manusia (Adam AS). Penjelasan ini terdapat dalam
beberapa surat pada al-Qur’an, salah satunya sebagai berikut:
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu
kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur
dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir Qs. al-Baqarah [2] 34.
Sujud
di sini berarti menghormati dan memuliakan Adam AS, bukanlah berarti sujud
memperhambakan diri, karena sujud memperhambakan diri itu hanyalah semata-mata
kepada Allah SWT.
Seperti
itu kesempurnaan penciptaan Allah SWT terhadap Adam AS dan manusia. Manusia
derajatnya lebih tinggi dari para malaikat karena kesempurnaan tersebut.
Hal
ini sejalan dengan ayat ke 4 surah at-Tiin [95] artinya: sesungguhnya Kami
telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sempurna (sebaik-baiknya).
Berbahagia kita dapat menjadi bagian dari keturunan Nabi Adam AS.
Pada
ayat ke delapan surah asy-Syam tersebut Allah SWT ingatkan “maka Allah
mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kesesatan dan jalan ketaqwaannya”.
Dua
jalan; jalan kesesatan dan jalan ketaqwaan, disini diri yang memilih.
Masing-masing diri diberikan kebebasan memilih jalan kesesatan atau jalan
ketaqwaan. Allah SWT menjelaskan konsekuensi dari diri yang memilih.
Diri
yang memilih jalan ketaqwaan, inilah sesungguhnya diri beruntung yang
mensucikan jiwa. Sebaliknya diri yang memilih jalan kesesatan, inilah sesungguhnya
diri yang merugi.
Mumpung
kesempatan masih ada, ramadhan masih lima belas hari lagi, mari kita berikhtiar
menjadi diri yang memilih jalan ketaqwaan. Sesungguhnya orang yang paling
mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu Qs. Al-Hujurat
[49] 13.
Yakinkan diri, diri yang memilih jalan ketaqwaan dekat dengan
Allah SWT, dekat dengan para Nabi dan Rasul, dekat dengan malaikat, dekat
dengan surga, dan dekat dengan hamba-hamba Allah SWT yang shalih.
Maka pantaskanlah nafsani kita menjadi diri yang memilih jalan ketaqwaan.
Berbekallah dengan taqwa. Sesungguhnya
sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku wahai
orang-orang yang berakal sehat Qs. Al-Baqarah [2] 197.
Berikhtiarlah diri yang memilih jalan ketaqwaan, besungguh-sungguh:
Wahai orang-orang
yang beriman, bertaqwalah
kepada Allah sebenar-benar taqwa
kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan
beragama Islam Qs. Ali-Imran [3]
102.
Penutup tulisan hari ini. Ya
Allah, berikanlah kepada jiwaku ketaqwaannya,
Engkau adalah Yang Memiliki dan Yang Maha Menguasainya,
dan Engkau adalah sebaik-baik yang menyucikannya🤲*
Kampus 2 UAD
Tanggal 15 Ramadhan 1443 H/ 16 April
2022 H.
Salam Abdoellah
*Dosen Magister Psikologi UAD Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar