Kamis, 30 Maret 2023

Psikologi Taqwa: Regulasi Diri Syahadat Rasul

Belum sempurna berikrar keyakinan [tauhid] sebelum berikrar syahadat Rasul. Syahadatain dua dalam satu kesatuan yang tidak boleh terpisah.

 

Regulasi diri jalan syahadatain merupakan pengakuan diri, hati, dan jiwa yang berikrar dengan satu pengakuan keyakinan [tauhid] dan syahadat Rasul, berikut:

 

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

 

Terjemahannya: “Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah, Dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah”.

 

Syahadat rasul merupakan bentuk keyakinan [tauhid] pengakuan diri terdalan atas kerasulan nabi Muhammad SAW, rasul yang menyampaikan risalah Islam.

 

Sebagaimana yang ditulis sebelumnya, regulasi diri dalam keyakinan akan menumbuhkan kekuatan dasar hati yang berikrar lisan dan berkomitmen melahirkan perilaku syahadatain.

 

Perilaku syahadatain merupakan gambarkan pengakuan diri, hati, dan jiwa yang tulus dan murni atas syahadat yang diikrarkan.

 

Perilaku syahadatain kedua setelah syahadat tauhid adalah syahadat Rasul dengan ikrar yang dalam mencintai Rasulullah SAW dengan kesungguhan diri, hati, dan jiwa. Bahkan mencintai Rasulullah SAW melebihi apapun. Hal ini sesuai dengan Sunnah yang diriwayatkan Anas berikut:

 

Anas RA berkata: “Nabi Muhammad SAW bersabda: ‘Tiga sifat, siapa yang melakukannya pasti dapat merasakan manisnya iman: [1] Cinta kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW melebihi cintanya kepada yang lain. [2] Cinta kepada sesama manusia semata-mata karena Allah SWT, [3] Engan (tidak suka) Kembali kepada kekafiran sebagaimana engan (tidak suka) dimasukkan kedalam api neraka’.” [HR Bukhari pada kitab ke 2, kitab iman dan bab ke 9, bab manisnya iman].

 

Anas RA berkata: “Nabi Muhammad SAW bersabda: ‘Tidak sempurna Iman seseorang sehingga ia cinta kepadaku melebihi dari anak, ayah kandungya, dan semua manusia’.” [HR Bukhari pada kitab ke 2, kitab iman dan bab ke 8, bab cinta kepada Rasulullah SAW termasuk bagian dari iman].

 

Begitulah seharusnya seorang mukmin beriman dengan Rasulnya. Mencintai Rasulullah SAW melebihi cintanya terhadap apapun.

 

Perilaku syahadat Rasul adalah wujud dari empat karakter utama baginda Rasulullah SAW [sidiq, Amanah, fathanah, dan tablikh] berlandaskan keyakinan [tauhid] yang bersih dan murni, akan membentuk perilaku syahadat Rasul pada diri, hati dan jiwa setiap insan meriman.

 

Perilaku syahad Rasul ini juga menjadi karakter khusus setiap diri, hati dan jiwa orang-orang muttaqien. Karakter spesifik pembeda antara manusia beriman dengan tidak beriman atau pembeda antara perilaku muttaqien dengan perilaku orang-orang yang belum muttaqien.

 

 

[Bersambung…]

 

 

Ya Allah… Ya Tuhan kami, limpahkan shalawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan keluarganya, sebagaiman Engkau telah limpahkan kepada Nabi Ibrahim AS dan keluarganya. Berkatilah Nabi Muhammad SAW dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberkati Nabi Ibrahiim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Mulia… 🤲*

 

Jogjakarta, 8 Ramadhan 1444 H, bertepatan 30 Maret 2023

 

Salam

Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.

Magister Psikologi UAD Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar