Rabu, 29 Maret 2023

Psikologi Taqwa: Regulasi Diri Jalan Syahadatain

Regulasi diri dalam keyakinan akan menumbuhkan kekuatan dasar hati yang berikrar lisan dan berkomitmen melahirkan perilaku syahadatain. Perilaku syahadatain merupakan gambarkan pengakuan diri, hati, dan jiwa yang tulus dan murni atas syahadat yang diikrarkan.

 

Diri, hati, dan jiwa yang berikrar dengan pengakuan:

 

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

 

Terjemahannya: “Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah, Dan aku bersaksi bahwa Muhammad utusan Allah”.

 

Setiap diri yang ber-Islam, baik ber-Islam keturunan maupun ber-Islam karena Kembali pada fitrah [mualaf] pasti bersyahadat. Syahadat disini sebagai pembuka jalan atau pintu gerbang diri, hati, dan jiwa dalam berkomitmen dengan kesempurnaan Islam.

 

Dalam satu kali, dua puluh jam muslim beriman berikrar ulang syahadatnya minimal membilan kali. Secara hakikat pengulangan ikrar ini tentu akan memperkuat diri, hati, dan jiwa untuk berkomitmen regulasi diri pada jalan syahadatain itu.

 

Regulasi diri pada jalan syahadatain berlandaskan keyakinan [tauhid] yang murni dan bersih, akan membentuk perilaku syahadatain di setiap diri insan beriman. [contohnya perilaku shoimin dan shoimat].

 

Perilaku orang-orang yang berpuasa penuh dengan kasih sayang, senang dan mudah berbagi. Perilaku ini wujud dari sifat Allah SWT Arrahman dan Arrahim yang telah membentuk perilaku syahadatain.

 

Bentuk-bentuk perilaku syahadatain adalah wujud dari sembilan puluh sembilan asma Allah SWT berlandaskan keyakinan [tauhid] yang bersih dan murni, akan membentuk perilaku syahadatain pada diri, hati dan jiwa setiap insan meriman.

 

Perilaku syahadatain tersebut akan menjadi karakter khusus setiap diri, hati dan jiwa orang-orang muttaqien. Karakter spesifik pembeda antara manusia beriman dengan tidak beriman atau pembeda antara perilaku muttaqien dengan perilaku orang-orang yang belum muttaqien.

 

[Bersambung…]

 

 

Ya Allah… Ya Tuhan kami, Engkau yang Maha Penjaga yang sebaik-baiknya penjaga… Maka jagalah kemurnian Syahadat pada diri kami, Sesungguhnya hanya Engkau-lah Maha Penjaga sebaik-baiknya penjaga Syahadat… 🤲*

 

Jogjakarta, 7 Ramadhan 1444 H, bertepatan 29 Maret 2023

 

Salam

Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.

Magister Psikologi UAD Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar