Sabtu, 08 April 2023

Psikologi Taqwa: Dinamika Psikologis Asma Allah Arrahim

Arrahim merupakan asma kedua dari sembilan puluh sembilan Asmaul Husna. Asma Allah SWT ini secara bahasa, Arrahim bisa diartikan penyayang, karena ini sifat Allah SWT belum tepat diberi makna penyayang, maka pada tulisan ini menggunakan arti Arrahim Yang Maha Penyayang.

 

Arrahim merupakan dua rangkaian yang tidak terpisah dengan Arrahman. Dua asma Allah SWT ini senantiasa membasahi bibir sepanjang hayat. Apapun bentuk dan aktifitas selalu diawali dengan:

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

 

Dengan nama Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyayang.

 

Kembali pada Arrahman dan Arrahim, ungkapan basmallah artinya: “Dengan nama Allah SWT yang maha pengasih dan maha penyayang”. Memiliki makna psikologis yang sangat dalam membentuk nilai-nilai Arrahim dalam berperilaku.

 

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, Maha Pengasih dan Maha Penyayang Allah SWT diturunkan lansung bersaaan dengan ruh manusia disatukan dengan jisim [jasad] calon manusia empat bulan dalam kandungan Ibunya.

 

Asma Arrahim Allah SWT juga akan menjadi salah satu karakter pada diri muttaqien. Karakter tersebut adalah penyayang. Karakter penyayang ini menjadi salah satu ciri pada setiap diri, hati, dan jiwa yang beriman.

 

إِنَّ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّـٰلِحَـٰتِ سَيَجْعَلُ لَهُمُ ٱلرَّحْمَـٰنُ وُدًّۭا

 

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang [Surat Maryam (19) ayat 96].

 

Dinamika perilaku penyayang dan menyayanggi merupakan ranah psikologis hati. Hati yang penyayang akan menuntun akal untuk mengerakkan perilaku pengasih dan penyayang. Wujud perilaku pengasih dan penyayang melidunggi, mengayomi, menetramkan dan sebagainya.

 

Perilaku penyayang merupakan pintu gerbang pembuka seribu satu perilaku baik lainya [perbuatan mukhsin]. Seperti perilaku mencintai, perilaku ikhlas, perilaku sabar, perilaku jujur, dan sebagainya.

 

Perilaku penyayang sebagai karakter pada diri muttaqien, tidak sebatas untuk sesama manusia, akan tetapi jauh lebih luas melekat pada setiap diri yang telah berikrar beriman.

 

Diri yang telah berikrar beriman akan lahir pada hati dan jiwa untuk menyayangi semua ciptaan Allah SWT baik binatang maupun tumbuhan serta makhluk ciptaan Allah SWT yang lainnya.

 

[Bersambung…]

 

 

Ya Allah… Ya Tuhan kami… Engkau Allah yang Maha Penyayang, Sayang-Mu tidak terbilang.   Kami memohon kepada-Mu Dengan nama-Mu yang maha penyayang, sayangi kami ya Rabb baik didunia ini maupun diakhirat kelak… 🤲*

 

Jogjakarta, 17 Ramadhan 1444 H, bertepatan 8 April 2023

 

Salam

Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.

Magister Psikologi UAD Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar