Minggu, 01 Desember 2024

MENGUKUHKAN UKHUWAH DIRUMAH KEDUA

PSIKOLOGI TAQWA

Menghadirkan Diri Hati dan Jiwa Muttaqien

Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.

  قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ

Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah SWT, ikutilah cara-caraku [Muhammad SAW], niscaya Allah SWT akan mengcintaimu dan mengampuni dosa-dosamu". Allah SWT Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [Surat Ali-Imran (3) ayat 31]

Pendahuluan

Ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan dalam Islam merupakan salah satu nilai yang sangat dijunjung tinggi. Ukhuwah yang terjalin di antara sesama muslim tidak hanya sebagai hubungan sosial, tetapi juga sebagai hubungan spiritual yang membawa manfaat bagi perkembangan pribadi dan kolektif. Dalam asrama mahasiswi yang sering dianggap sebagai rumah kedua, penguatan ukhuwah menjadi sangat penting. Asrama adalah tempat di mana mahasiswi tinggal, belajar, dan berinteraksi, sehingga membangun ukhuwah di lingkungan tersebut bukan hanya membantu terciptanya suasana yang harmonis, tetapi juga memperkuat ikatan iman yang menjadikan kehidupan lebih bermakna. Ukhuwah yang solid ini dapat terwujud melalui penerapan nilai-nilai psikologi taqwa sebagaimana yang diajarkan dalam Al-Qur’an.

Rumah Kedua: Ukhuwah di Asrama Mahasiswi

Al-Qur’an memberikan banyak panduan untuk memperkuat hubungan antar sesama. Salah satu prinsip dasar dalam membangun ukhuwah adalah saling menghargai dan mengutamakan kepentingan bersama. Seperti dalam Surat Al-Hujurat (49) ayat 10, berikut.

إِنَّمَا ٱلْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌۭ فَأَصْلِحُوا۟ بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah SWT, supaya kamu mendapat rahmat.

Ayat ini menegaskan bahwa ukhuwah antar sesama individu beriman adalah kewajiban. Dalam asrama mahasiswi, ayat ini mengajarkan pentingnya memperbaiki hubungan dan menyelesaikan perselisihan di antara sesama penghuni asrama, serta senantiasa menjaga ketakwaan kepada Allah SWT sebagai dasar utama dalam berinteraksi.

Psikologi Taqwa: Mengukuhkan Ukhuwah

Psikologi taqwa ikhtiar menghadirkan senantiasa di mana diri hati dan jiwa selalu mengingat Allah SWT dalam setiap langkah hidupnya, merasakan kedekatan-Nya, dan menjadikan ketakwaan sebagai pedoman utama dalam berinteraksi dengan sesama. Konsep ini sangat relevan untuk membangun ukhuwah di asrama, di mana interaksi antar individu tidak hanya dilandasi oleh norma sosial, tetapi juga nilai-nilai spiritual yang mengarah pada kedamaian dan keberkahan.

Dalam Surat Al-Ahzab (33) ayat 70:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًۭا سَدِيدًۭا

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah SWT dan katakanlah perkataan yang benar.

Ayat ini mengajarkan bahwa salah satu cara terbaik untuk memperkuat ukhuwah adalah dengan mengucapkan perkataan yang baik dan benar. Dalam kehidupan asrama, ini dapat diterapkan melalui komunikasi yang penuh kasih sayang, saling mendukung, dan menghindari perkataan yang dapat menimbulkan perpecahan. Taqwa mendorong seseorang untuk berbicara dengan penuh perhatian dan bijaksana, menghindari perkataan yang kasar dan menyakiti hati orang lain.

Menghadirkan Diri Hati dan Jiwa Muttaqien

Untuk memperkuat ukhuwah dalam lingkungan asrama, setiap individu perlu menghadirkan diri dengan hati dan jiwa yang muttaqien (orang-orang yang bertakwa). Jiwa yang muttaqien selalu mengedepankan sifat sabar, pemaaf, dan rendah hati dalam segala situasi. Sifat-sifat ini penting untuk menciptakan keharmonisan antar sesama penghuni asrama. Dengan menghadirkan diri sebagai pribadi yang penuh rasa syukur dan selalu memperbaiki diri, suasana ukhuwah yang solid akan terbentuk secara alami.

Al-Qur’an juga mengingatkan bahwa rasa takut kepada Allah SWT (taqwa) adalah kunci dari ketenangan dan keharmonisan hidup, seperti yang disebutkan dalam surah At-Tawbah ayat 122:

"Dan tidaklah sepatutnya bagi orang-orang yang beriman itu pergi semuanya (ke medan perang), maka mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya."

Hal ini menunjukkan bahwa penting bagi setiap individu untuk mendalami agama dan memperbaiki diri agar mampu memberikan pengaruh positif terhadap lingkungan sekitarnya. Dalam ranah ini, menjaga ukhuwah di asrama membutuhkan komitmen untuk terus mengembangkan diri dalam ilmu agama dan akhlak yang baik.

Kesimpulan

Mengukuhkan ukhuwah di asrama mahasiswi sebagai rumah kedua menurut Al-Qur’an dalam psikologi taqwa adalah suatu upaya yang melibatkan kedalaman spiritual dan interpersonal. Dengan berpegang pada prinsip ukhuwah yang diajarkan dalam Al-Qur’an dan menerapkan nilai taqwa dalam kehidupan sehari-hari, mahasiswi dapat menciptakan lingkungan asrama yang damai, penuh kasih sayang, dan keberkahan. Kehidupan di asrama yang penuh dengan ukhuwah, hati yang penuh ketakwaan, dan jiwa yang muttaqien, akan membentuk pribadi-pribadi yang kuat baik dari segi iman maupun karakter, serta menjadi teladan bagi sesama.

Referensi

Ayat-ayat Al-Qur'an tentang Ukhuwah Islamiyah:

1.     Surah Al-Hujurat (49:10)

2.     Surah Al-Anfal (8:46)

3.     Surah At-Tawbah (9:71)

4.     Surah Al-Hujurat (49:9-10)

 

Hadis-hadis Rasulullah SAW tentang Ukhuwah Islamiyah:

1.     Hadis dari Abu Hurairah RA (HR. Bukhari dan Muslim). Kitab al-Birr wa al-Silah (Kitab tentang Kebaikan dan Silaturahim) dengan nomor hadis 2580. Sementara itu, hadis yang sama juga tercatat dalam Sahih al-Bukhari, pada Kitab al-Mazalim (Kitab tentang Kezaliman), dengan nomor hadis 2442.

2.     Hadis dari Anas bin Malik (HR. Bukhari dan Muslim). Kitab al-Iman (Kitab tentang Iman) dengan nomor hadis 13. Selain itu, hadis yang sama juga tercatat dalam Sahih Muslim, pada Kitab al-Iman (Kitab tentang Iman) dengan nomor hadis 69.

3.     Hadis dari Abu Musa al-Ash'ari (HR. Bukhari dan Muslim). Kitab al-Adab (Kitab tentang Akhlak) dengan nomor hadis 6011. Selain itu, hadis yang sama juga tercatat dalam Sahih Muslim, pada Kitab al-Birr wa al-Silah (Kitab tentang Kebaikan dan Silaturahim) dengan nomor hadis 2586.

   

   

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar