PSIKOLOGI TAQWA
Menghadirkan Diri Hati Dan Jiwa Muttaqien
[Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.]*
إِنَّ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱخْتِلَـٰفِ ٱلَّيْلِ وَٱلنَّهَارِ لَـَٔايَـٰتٍۢ لِّأُو۟لِى ٱلْأَلْبَـٰبِ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, [Surat Ali-Imran (3) ayat 190]
Menghadirkan akal yang taqwa, bagian dari ikhtiar memperkuat kesadaran diri akan kebesaran Allah SWT melalui akal yang ulul albab (akal yang benar). Ayat 190-191 Surat Ali Imran, Allah SWT mengingatkan bahwa dalam penciptaan langit, bumi, serta pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda yang jelas bagi orang-orang yang berakal. Orang yang berakal yang menggunakan pemikirannya untuk merenungkan keagungan ciptaan-Nya, sehingga dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan. Tentu ini mengajarkan bahwa akal tidak hanya digunakan untuk memahami dunia fisik, tetapi juga untuk merenung dan menyadari hakikat kehidupan yang lebih dalam, yang pada akhirnya membawa kepada ketundukan kepada Allah SWT Rabb pemilik diri ini dan Penguasa alam semesta.
Lebih lanjut, dalam ayat 191, Allah SWT menjelaskan orang-orang yang berakal, akan mengingat Allah SWT dalam berbagai keadaan, baik berdiri, duduk, maupun berbaring. Diri hati dan jiwa akan selalu memikirkan penciptaan langit dan bumi, dan dengan penuh kekhusyukan berdoa, "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia." Pemikiran yang demikian memperlihatkan bahwa akal yang taqwa adalah akal yang senantiasa mengingat Allah SWT dan selalu menilai segala sesuatu dengan perspektif spiritual dan ketaqwaan. Dengan berfikir seperti ini, individu akan semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT, menjaga keimanannya, serta berikhtiar maksimal untuk selalu dituntun dalam akal yang taqwa.
Kampus 2 UAD, DI Yogayakarta
Tanggal 12 Jumadats Tsaniyah 1446 H/ 13 Desember 2024 H.
Salam Ana Abdoellah
*Magister Psikologi UAD Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar