Jumat, 27 Desember 2024

BERSIKAP DENGAN SIKAP TAQWA

PSIKOLOGI TAQWA

Menghadirkan Diri Hati Dan Jiwa Muttaqien

[Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.]*

 

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ وَقُولُوا۟ قَوْلًۭا سَدِيدًۭا

Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, [Surat Al-Ahzab (33) ayat 70].

Bersikap dengan sikap taqwa berarti menegakkan kehidupan yang penuh dengan ketundukan dan kepatuhan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW. Sikap taqwa melibatkan penguasaan terhadap hakikat suatu masalah secara mendalam, dengan niat untuk selalu melakukan yang terbaik dalam setiap tindakan. Taqwa tidak hanya sekedar ucapan, tetapi penerapan dalam perilaku, termasuk berbicara dengan hikmah, bijaksana, dan selalu menjaga lisan agar tidak menyakiti orang lain. Diri hati dan jiwa yang bertaqwa memahami bahwa keputusan yang diambil harus sesuai dengan Al-Qur'an dan Sunnah, dan senantiasa menjaga niatnya agar tetap ikhlas, ridha, dan jujur.

Sikap taqwa juga mencakup sifat tawadhuk, qanaah, tawakal, serta rasa empati dan simpati kepada sesama. Sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur'an, dalam Surat Al-Ahzab ayat 70-71, orang-orang yang bertaqwa akan diberi kemudahan dalam melakukan amal saleh, serta diampuni dosa-dosanya. Diri yang menempuh jalan taqwa akan merasakan kedamaian dalam hati dan jiwa karena mendapatkan keberkahan dalam hidupnya. Dengan demikian, taqwa menjadi pedoman utama dalam mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat, karena diri yang bertaqwa adalah diri hati dan jiwa yang selalu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, pasti akan mendapatkan kebahagian yang dalam dan keberkahan yang besar.

Kampung Pilahan Kotagede, DI Yogayakarta

Tanggal 26 Jumadats Tsaniyah 1446 H/ 27 Desember 2024 H.

 

Salam Ana Abdoellah

*Magister Psikologi UAD Yogyakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar