PSIKOLOGI TAQWA
Menghadirkan Hati Diri Dan Jiwa Muttaqien
[Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.]*
وَمَا ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ بِعَزِيزٍۢ
dan yang demikian itu sekali-kali tidak sukar bagi Allah. [Surat Ibrahim (14) ayat 20]
Zikir adalah jalan terdekat menuju Allah SWT, sebuah sarana yang menghubungkan hamba-Nya dengan Sang Pencipta. Ketika seorang mengingat Allah SWT, dia tidak hanya melafalkan kalimat-kalimat zikir, tetapi juga mengundang kehadiran hati dan jiwa dalam setiap ungkapan tersebut. Zikir yang dilakukan dengan kesadaran penuh dapat membawa seseorang kepada kedekatan yang lebih intim dengan Allah SWT, menciptakan perasaan damai dan ketenangan di dalam hati. Oleh karena itu, penting untuk tidak hanya berzikir secara mekanis, tetapi memastikan bahwa setiap kata yang diucapkan meresap ke dalam jiwa, sehingga hubungan dengan Allah SWT semakin kuat dan mendalam.
Namun, kelalaian dari zikir kepada-Nya adalah hal yang lebih berbahaya. Ketika seseorang lalai dalam mengingat Allah SWT, seorang hamba berpotensi kehilangan arah dan tujuan hidup. Kelalaian saat berzikir hanya akan mengakibatkan jarak antara hamba dan Allah SWT semakin melebar. Dengan demikian, kita berdoa agar Allah SWT mengangkat derajat zikir kita, dari sekadar rutinitas menjadi kesadaran yang mendalam. Kita berharap zikir yang dilakukan tidak hanya sekadar mengingat, tetapi juga menciptakan kehadiran hati yang tulus, sehingga setiap momen menjadi pengingat akan kebesaran-Nya dan membawa pada kesadaran ilahiyah yang sejati. Hal ini, seperti dijelaskan dalam Al-Qur'an, adalah sesuatu yang tidak sulit bagi Allah SWT untuk diwujudkan, seperti ayat di atas.
Pilahan Koto Gadang, DI Yogayakarta
Tanggal 06 Rabi’ul Akhir 1446 H/ 3 November 2024 H.
Salam Ana Abdoellah
*Magister Psikologi UAD Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar