PSIKOLOGI TAQWA
[Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.]*
وَتَزَوَّدُوا۟ فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ ۚ وَٱتَّقُونِ يَـٰٓأُو۟لِى ٱلْأَلْبَـٰبِ
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. [Surat Al-Baqarah (2) ayat 197].
Taqwa, dalam atribut psikologis, adalah kondisi mental dan spiritual yang mengarahkan individu untuk selalu sadar dan taat akan kebesaran Allah SWT, dengan mengikuti petunjuk-Nya dalam kehidupan sehari-hari. Ayat dalam Surat Al-Baqarah (2:197) menegaskan bahwa bekal terbaik bagi kehidupan seorang hamba adalah taqwa: “Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.” Psikologi Taqwa mengajak semua untuk memiliki kontrol diri yang kuat, menjaga hubungan dengan Allah SWT, serta mengarahkan setiap tindakan pada kebaikan yang memberi manfaat bagi diri sendiri dan orang lain. Dalam ranah psikologi, ini berarti seorang muttaqien orang yang bertaqwa akan selalu mengupayakan keseimbangan antara kebutuhan duniawi dan ukhrawi, serta menjauhi godaan yang dapat merusak diri, hati, dan jiwa.
Menghadirkan diri, hati, dan jiwa yang penuh dengan taqwa membutuhkan keikhlasan dalam menjalani hidup sesuai dengan ketentuan Allah SWT. Psikologi Taqwa tidak hanya mengajarkan pengendalian diri, tetapi juga mengembangkan perasaan ketenangan dan ketenteraman batin yang muncul ketika seseorang merasa dekat dengan Allah SWT. Orang yang bertaqwa akan menghadapi ujian hidup dengan penuh sabar dan syukur, karena hatinya yakin bahwa setiap kejadian adalah bagian dari takdir-Nya yang terbaik. Dengan demikian, Psikologi Taqwa tidak hanya memperkuat kedamaian jiwa tetapi juga memampukan individu untuk menanggapi segala tantangan hidup dengan positif dan penuh kebijaksanaan. Berlimpah Rahmat dan keberkahan.
Pilahan Koto Gadang, DI Yogayakarta
Tanggal 06 Jumadil Awal 1446 H/ 8 November 2024 H.
Salam Ana Abdoellah
*Magister Psikologi UAD Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar