KONSTRUKTIVISME
DALAM TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF PIAGET
Jean William Fritz Piaget
(1896-1980)
A.
Ringkasan
Sejarah
Jean Piaget lahir pada tanggal 9 Agustus 1898 di
Neuchatel, Swiss. Ayahnya adalah seorang ahli sejarah dengan spesialisasi abad
pertengahan. Ibunya adalah seorang yang dinamis, inteligens, dan taqwa. Sewaktu mudahnya, ia tertarik pada alam dan senang
mengamati burung-burung, ikan, dan binatang lainnya di alam bebas, sehingga
akhirnya tertarik pada pelajaran biologi di sekolah. Sejak umur 10 tahun ia
telah menerbitkan karangan pertamanya tentang burung “Pipit Albino” pada
majalah ilmu pengetahuan alam. Pada umur 15 tahun ia menolak tawaran sebagai
curator koleksi moluska di museum IPA di Geneva, karena ingin menyelesaikan
sekolah menengahnya.
Pada tahun 1916, Piaget menyelesaikan pendidikan sarjana
bidang biologi di Universitas Neuchatel. Pada usia 21 tahun ia telah
menyelesaikan disertasi tentang moluska dan memperoleh gelar doctor filsafat.
Setelah menyelesaikan pendidikan formal, Piaget memutuskan untuk mendalami
psikologi di Zurich. Pada tahun 1919, ia meninggalkan Zurich dan pergi ke
Paris. Selama dua tahun, ia tinggal di Universitas Sorbonne, belajar psikologi
klinis,
logika, serta epistemology. Pendalamnya tentang filsafat meyakinkannya
bahwa perlunya pemikiran spekulasi murni dilengkapi dengan pendekatan ilmu
pengetahuan yang faktual.
Pada tahun 1920, Piaget bekerja bersama Dr. Theophile
Simon di laboratorium Binet di Paris dengan tugas mengembangkan tes penalaran
yang kemudian diujikan. Dari hasil uji yang diperolehnya, ia menyimpulkan bahwa
perbedaan jawaban yang ada disebabkan oleh perbedaan intelegensi peserta.
Berdasarkan pengalaman membuat tes tersebut, Piaget mendapatkan tiga pemikiran
penting yang mempengaruhi berpikirnya dikemudian hari.
Pertama, Piaget melihat bahwa anak yang berbeda umurnya menggunakan cara berpikir
yang bebeda. Inilah yang mempengaruhi pandangan Piaget mengenai tahap-tahap
perkembangan kognitif anak.
Kedua, metode klinik digunakannya untuk mengorek pemikiran anak secara lebih mendalam.
Metode inilah yang dikembangkan Piaget dalam studinya tentang perkembangan
kognitif anak.
Ketiga, Piaget berpikir bahwa pemikiran logika abstrak mungkin
relevan untuk mememahami pemikiran anak. Menurutnya, operasi-operasi logika
yang ada dalam pemikiran deduksi berkaitan dengan struktur mental tertentu
dalam diri anak. Ia mencoba untuk menemukan bagaimana pemikiran sangat
berkaitan dengan logika. Ciri pemikiran deduksi logis (abstrak dan
hipotesis) ini menjadi salah satu ukuran tertinggi Piaget dalam menentukan
tahap-tahap perkembangan kognitif anak.
Pada tahun 1921, Piaget diangkat sebagai direktur
penelitian di Institut Jean-Jacques Rousseu di Geneva. Di situ ia memperole
kesempatan untuk mempelajari pemikiran anak. Hasil penelitiannya banyak dipublikasikan
pada tahun 1923-1931.
Selama penelitian, Piaget semakin yakin akan adanya perbedaan antara proses
pemikiran anak dengan orang dewasa. Ia yakin bahwa anak bukan merupakan suatu
tiruan (replika) dari orang dewasa. Anak bukan hanya berpikir kurang
efisien dari orang dewasa, melainkan berpikir secara berbeda dengan orang
dewasa. Itulah sebabnya mengapa Piaget yakin bahwa ada tahap perkembangan
kognitif yang berbeda dari anak sampai menjadi dewasa. Piaget juga mencoba
menemukan sebab-musabab perkembangan kognitif.
Pada tahun 1920-1930, Piaget meneruskan penelitiannya
dalam bidang perkembangan kognitif anak. Bersama dengan istrinya, ia meneliti
ketiga anaknya sendiri yang lahir pada tahun 1925, 1927, dan 1931. Hasil
pengamatan terhadap anak-anaknya ini dipublikasikan dalam The Original of
Intelligence in Children dan the Consruction of Reality tentang
tahap sensorimotor. Studinya tentang masa kanak-kanak meykinkan Piaget bahwa
pengertian dibentuk dari tindakan anak dan bukan dari bahasa anak.
Pada tahun 1940-an, Piaget tertarik untuk meneliti
persepsi psikologi Gestalt. Ia memperluas pengertian persepsi tidak
hanya sebagai suatu proses tersendiri, tetapi juga berhubungan dengan
inteligensi. Sejak tahun 1943, Piaget dengan teman-temannya menerbitkan banyak
buku dan laporan tentang persepsi. Puncaknya adalah buku The Mechanism of
Perception pada tahun 1961. buku ini menjelaskan tentang struktur, proses,
serta relasi antara pesepsi dengan inteligensi seseorang. Atas anjuran
Einstein, pada tahun 1940 Piaget meneliti tentang pengertian anak tentang
waktu, kecepatan, dan gerak. Sebagai hasil penelitian tersebut, ia
mempublikasikan dua buku, The Child’s Conception of Time dan The
Child’s of Movement and Speed.
Sesudah perang dunia kedua, penghargaan akan karya Piaget
mulai tersebar ke seluruh dunia. Ia menerima gelar kehormatan dari banyak
Universitas, seperti Universitas Harvard di Cambridge, Universitas Sorbonne di
Paris, dan beberapa Universitas di Belgia dan Brasilia.
Pada tahun 1950, Piaget banyak meneliti dan menulis
tentang perkembangan inteligensi manusia. Ia juga mangaplikasikan hasil
penemuan psikologis tersebut dalam persoalan epistemology. Ditahun yang sama,
ia mempublikasikan seri epistemology genetic. Buku ini merupakan sintesis
pemikirannya akan beberapa aspek pengetahuan, termasuk matematika, fisika,
psikologi, sosiologi, biologi, dan logika. Di antara tahun 1950-1960, Piagat
banyak mempublikasikan bukunya terutama berisi tentang perkembngan kognitif.
Hingga pada tahun 1969, Piaget menerbitkan “The Psychology of the Child”
yang diperuntukkan bagi kalangan umum yang ingin mengetahui pemikirannya. Ini
adalah semacam ringkasan teori Piaget tentang perkembangan intelektual dan
persepsi. Pada tahun yang sama, ia juga menerbitkan “Mental Imaginary in the
Child”. Buku ini menjelaskan perkembangan gambaran mental dan hubungannya
dengan perkembangan inteligensi. Pada tahun 1967, ia mempublikasikan “Biology
and Knowledge”,sebuah buku yang berkaitan dengan hubungan antara faktor
biologi dengan proses kognitif.
Piaget pensiun dari Institut Rousseau pada tahun 1971.
meskipun demikian, ia tetap aktif menulis dan menerbitkan banyak buku. Piaget
meninggal pada tanggal 16 September 1980 di Geneva.
B.
Teori
dan Karya Piaget
Piaget mengembangkan teori perkembangan kognitif yang
cukup dominan selama beberapa dekade. Dalam teorinya Piaget membahas
pandangannya tentang bagaimana anak belajar. Menurut Jean Piaget, dasar dari
belajar adalah aktivitas anak bila ia berinteraksi dengan lingkungan sosial dan
lingkungan fisiknya. Pertumbuhan anak merupakan suatu proses sosial. Anak tidak
berinteraksi dengan lingkungan fisiknya sebagai suatu individu terikat, tetapi
sebagai bagian dari kelompok sosial. Akibatnya lingkungan sosialnya berada
diantara anak dengan lingkungan fisiknya. Interaksi anak dengan orang lain
memainkan peranan penting dalam mengembangkan pandangannya terhadap alam.
Melalui pertukaran ide-ide dengan orang lain, seorang anak yang tadinya
memiliki pandangan subyektif terhadap sesuatu yang diamatinya akan berubah
pandangannya menjadi obyektif. Aktivitas mental anak terorganisasi dalam suatu
struktur kegiatan mental yang disebut ”skema” atau pola tingkah laku.
Dalam perkembangan intelektual ada tiga hal penting yang
menjadi perhatian Piaget yaitu struktur, isi dan fungsi:
1.
Struktur, Piaget memandang ada hubungan fungsional antara tindakan fisik, tindakan
mental dan perkembangan logis anak-anak. Tindakan (action) menuju pada
operasi-operasi dan operasi-operasi menuju pada perkembangan struktur-struktur.
2.
Isi, merupakan pola perilaku anak yang khas yang tercermin pada respon yang
diberikannya terhadap berbagai masalah atau situasi yang dihadapinya.
3.
Fungsi, adalah cara yang digunakan organisme untuk membuat kemajuan intelektual.
Menurut Piaget perkembangan intelektual didasarkan pada dua fungsi yaitu organisasi dan adaptasi. Organisasi memberikan pada organisme kemampuan untuk
mengestimasikan atau mengorganisasi proses-proses fisik atau psikologis menjadi
sistem-sistem yang teratur dan berhubungan. Adaptasi, terhadap lingkungan
dilakukan melalui dua proses yaitu asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah proses
kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman
baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi dipandang
sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian
atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada. Proses asimilasi ini berjalan
terus. Asimilasi tidak akan menyebabkan perubahan/pergantian skemata melainkan
perkembangan skemata. Asimilasi adalah salah satu proses individu dalam
mengadaptasikan dan mengorganisasikan diri dengan lingkungan baru pengertian
orang itu berkembang.
Akomodasi. Dalam
menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat
mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan skemata yang telah dipunyai.
Pengalaman yang baru itu bisa jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang
telah ada. Dalam keadaan demikian orang akan mengadakan akomodasi. Akomodasi
tejadi untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan yang baru atau
memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu. Bagi
Piaget adaptasi merupakan suatu kesetimbangan antara asimilasi dan akomodasi.
Bila dalam proses asimilasi seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi terhadap
lingkungannya maka terjadilah ketidakseimbangan (disequilibrium). Akibat
ketidakseimbangan itu maka terjadilah akomodasi dan struktur kognitif yang ada
akan mengalami perubahan atau munculnya struktur yang baru. Pertumbuhan
intelektual ini merupakan proses terus menerus tentang keadaan ketidakseimbangan
dan keadaan setimbang (disequilibrium-equilibrium). Tetapi bila terjadi
kesetimbangan maka individu akan berada pada tingkat yang lebih tinggi daripada
sebelumnya.
C.
Beberapa
Konsep dalam Teori Piaget
Ada beberapa konsep yang perlu dimengerti agar lebih
mudah memahami teori perkembangan kognitif atau teori perkembangan Piaget,
yaitu;
1.
Intelegensi.
Piaget mengartikan intelegensi secara lebih luas, juga tidak mendefinisikan
secara ketat. Ia memberikan definisi umum yang lebih mengungkap orientasi
biologis. Menurutnya, intelegensi adalah suatu bentuk ekuilibrium kearah mana
semua struktur yang menghasilkan persepsi, kebiasaan, dan mekanisme sensiomotor
diarahkan.
2.
Organisasi.
Organisasi adalah suatu tendensi yang umum untuk semua bentuk kehidupan
guna mengintegrasikan struktur, baik yang psikis ataupun fisiologis dalam suatu
sistem yang lebih tinggi.
3.
Skema.
Skema adalah suatu struktur mental seseorang dimana ia secara intelektual
beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Skema akan beradaptasi dan berubah
selama perkembangan kognitif seseorang.
4.
Asimilasi.
Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan
persepsi, konsep atau pengalaman baru kedalam skema atau pola yang sudah ada
dalam pikirannya.
5.
Akomodasi.
Akomodasi adalah pembentukan skema baru atau mengubah skema lama sehingga
cocok dengan rangsangan yang baru, atau memodifikasi skema yang ada sehingga
cocok dengan rangsangan yang ada.
6.
Ekuilibrasi.
Ekuilibrasi adalah keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi sedangkan
diskuilibrasi adalah keadaan dimana tidak seimbangnya antara proses asimilasi
dan akomodasi, ekuilibrasi dapat membuat seseorang menyatukan pengalaman luar
dengan struktur dalamnya.
D.
Tahap
Perkembangan Kognitif
Menurut Piaget, tahap perkembangan inteluektual anak
secara kronologis terjadi 4 tahap. Urutan tahap-tahap ini tetap bagi setiap
orang, akan tetapi usia kronologis memasuki setiap tahap bervariasi pada setiap
anak. Keempat tahap dimaksud adalah sebagai berikut:
1.
Tahap
sensorimotor (umur 0-2 tahun).
Tahap paling awal perkembangan kognitif terjadi pada
waktu bayi lahir sampai sekitar berumur 2 tahun. Tahap ini disebut tahap
sensorimotor oleh Piaget. Pada tahap sensorimotor, intelegensi anak lebih
didasarkan pada tindakan inderawi anak terhadapt lingkungannya, seperti
melihat, meraba, menjamak, mendengar, membau dan lain-lain.
Pada tahap sensorimotor, gagasan anak mengenai suatu
benda berkembang dari periode “belum mempunyai gagasan” menjadi “ sudah
mempunyai gagasan”. Gagasan mengenai benda sangat berkaitan dengan konsep anak
tentang ruang dan waktu yang juga belum terakomodasi dengan baik. Struktur
ruang dan waktu belum jelas dan masih terpotong-potong, belum dapat
disistematisir dan diurutkan dengan logis.
Menurut Piaget, mekanisme perkembangan sensorimotor ini
menggunakan proses asimilasi dan akomodasi. Tahap-tahap perkembangan kognitif
anak dikembangkan dengan perlahan-lahan melalui proses asimilasi dan akomodasi
terhadap skema-skema anak karena adanya masukan, rangsangan, atau kontak dengan
pengalaman dan situasi yang baru.
Piaget membagi tahap sensorimotor dalam enam periode,
yaitu: 1) Refleks
(umur 0-1 bulan), 2) Kebiasaan (umur 1-4 bulan), 3) Reproduksi kejadian yang menarik (umur 4-8 bulan),
4) Koordinasi Skemata (umur 8-12 bulan), 5) Eksperimen (umur 12-18 bulan), 6) Refresentasi (umur 18-24 bulan).
2.
Tahap
Pra operasional (umur 2-7 tahun).
Istilah “operasi” di sini adalah suatu proses berfikir
logik, dan merupakan aktivitas sensorimotor. Dalam tahap ini anak sangat
egosentris, mereka sulit menerima pendapat orang lain. Anak percaya bahwa apa
yang mereka pikirkan dan alami juga menjadi pikiran dan pengalaman orang lain.
Mereka percaya bahwa benda yang tidak bernyawa mempunyai sifat bernyawa.
Tahap pra operasional ini dapat dibedakan atas dua
bagian. Pertama, tahap pra konseptual (2-4 tahun), dimana representasi suatu
objek dinyatakan dengan bahasa, gambar dan permainan khayalan. Kedua, tahap
intuitif (4-7 tahun). Pada tahap ini representasi suatu objek didasarkan pada
persepsi pengalaman sendiri, tidak kepada penalaran.
3.
Tahap
operasi kongkret (umur 7 – 11/12 tahun).
Tahap operasi konkret (concrete operations) dicirikan
dengan perkembangan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan-aturan
tertentu yang logis. Anak sudah memperkembangkan operasi-operasi logis. Operasi
itu bersifat reversible, artinya dapat dimengerti dalam dua arah, yaitu suatu
pemikiran yang dapat dikemblikan kepada awalnya lagi. Tahap operasi konkret
dapat ditandai dengan adanya sistem operasi berdasarkan apa-apa yang kelihatan
nyata/konkret.
4.
Tahap
operasi formal (umur 11/12 ke atas).
Tahap operasi formal (formal operations) merupakan
tahap terakhir dalam perkembangan kognitif menurut Piaget. Pada tahap
ini, seorang remaja sudah dapat berpikir logis, berpikir dengan pemikiran
teoritis formal berdasarkan proposisi-proposisi dan hipotesis, dan dapat
mengambil kesimpulan lepas dari apa yang dapat diamati saat itu. Cara berpikir
yang abstrak mulai dimengerti.
Sifat pokok tahap operasi formal adalah pemikiran
deduktif hipotesis, induktif sintifik, dan abstrak reflektif.
E.
Teori
Pengetahuan
Berdasarkan pengalamannya sejak masa kanak-kanak, Piaget
berkesimpulan bahwa setiap makhluk hidup memang perlu beradaptasi dengan
lingkungannya untuk dapat melestarikan kehidupannya. Manusia adalah makhluk
hidup, maka manusia juga harus beradaptasi dengan lingkungannya. Berdasarkan
hal ini, Piaget beranggapan bahwa perkembangan pemikiran manusia mirip dengan
perkembangan biologis, yaitu perlu beradaptasi dengan lingkungannya. Piaget
sendiri menyatakan bahwa teori pengetahuannya adalah teori adaptasi pikiran ke
dalam suatu realitas, seperti organisme yang beradaptasi dengan lingkungannya.
1.
Teori Adaptasi Piaget
Menurut Piaget, mengerti adalah suatu proses adaptasi
intelektual dimana pengalaman dan ide baru diinteraksikan dengan apa yang sudah
diketahui untuk membentuk struktur pengertian yang baru. Setiap orang mempunyai
struktur pengetahuan awal (skema) yang berperan sebagai suatu filter atau
fasilitator terhadap berbagai ide dan pengalaman yang baru. Melalui kontak
dengan pengalaman baru,skema dapat dikembangkan dan diubah, yaitu dengan proses
asimilasi dan akomodasi. Skema seseorang selalu dikembangkan, diperbaharui ,
bahkan diubah untuk dapat memahami tanyangan pemikiran dari luar. Proses ini
disebut adap[tasi pikiran.
2.
Teori Pengetahuan Piaget
Teori pengetahuan Piaget adalah teori adaptasi kognitif.
Dalam pembentukan pengetahuan , Piaget membedakan tiga macam pengetahuan,
sebagai berikut:
1)
Pengetahuan fisis adalah
pengetahuanakan sifat-sifat fisis suatu objek atau kejadian, seperti bentuk,
besar, berat, serta bagaimana objek itu berinteraksi dengan yang lain.
2)
Pengetahuan matematis
logis adalah pengetahuan yang dibentuk dengan berpikir tentang pengalaman akan
suatu objek atau kejadian tertentu.
3)
Pengetahuan sosial adalah
pengetahuan yang didapat dari kelompok budaya dan sosial yang menyetujui
sesuatu secara bersama.
3.
Teori Konstruktivisme
Teori konstruktivisme Piaget menjelaskan bahwa
pengetahuan seseorang adalah bentukan (bentukan) orang itu sendiri. Proses
pembentukan pengetahuan itu terjadi apabila seseorang mengubah atau
mengembangkan skema yang telah dimiliki dalam berhadapan dengan tantangan,
dengan rangsangan atau persoalan.
Teori Piaget seringkali disebut konstruktivisme personal
karena lebih menekankan pada keaktifan pribadi seseorang dalam
mengkonstruksikan pengetahuannya. Terlebih lagi karena Piaget banyak mengadakan
penelitian pada proses seorang anak dalam belajar dan membangun pengetahuannya.
__________________________________________________
DAFTAR
BACAAN
Hergenhahn, B.R., Olson, M.H. Theories of Learning (Terjemahan).
Jakarta: Predana Media Group.
Sardiman, A.M. 2003.
Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rapgrapindo Persada.
Slameto. 2003. Belajar
dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Suparno, P. 2003. Teori
Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar