PSIKOLOGI TAQWA
Menghadirkan Diri Hati Dan Jiwa Muttaqien
[Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.]*
إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ
سَلِيمٍ
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ
“(Yaitu) pada hari ketika tidak berguna (lagi) harta dan anak-anak. Kecuali, orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.” [Surat Ash-Shu'ara (26) ayat 88-89].
Belajar dari Kisah Isra' Mi'raj Rasulullah SAW: Pada saat peristiwa Isra' Mi'raj, Rasulullah SAW mengalami perjalanan spiritual yang luar biasa. Sebelum menerima perintah untuk melaksanakan sholat lima waktu, beliau mengalami proses pembersihan hati yang sangat mendalam. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menceritakan bagaimana malaikat Jibril membelah dadanya dan membersihkannya dengan air zamzam. Peristiwa ini tidak hanya terjadi sekali, tetapi setidaknya tiga kali dalam hidup beliau, dengan salah satunya terjadi saat beliau masih kecil. Hal ini menggambarkan bahwa pembersihan hati adalah langkah pertama yang harus ditempuh untuk mencapai kesucian jiwa, spiritual dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Hati yang bersih, menurut Al-Qur'an, adalah hati yang dapat menghadap Allah SWT dengan penuh ketulusan dan keikhlasan, sebagaimana disebutkan dalam Surat Ash-Shu'ara (26:88-89): "Pada hari ketika tidak berguna (lagi) harta dan anak-anak, kecuali orang yang menghadap Allah SWT dengan hati yang bersih." Oleh karena itu, proses pembersihan hati menjadi sangat penting bagi setiap diri dalam mencapai taqwa, yang merupakan tujuan akhir dalam hidup di dunia dan akhirat.
Peristiwa pembersihan hati Nabi Muhammad SAW ini menjadi contoh bahwa kebersihan hati adalah kunci untuk mencapai taqwa dan kesalehan dalam kehidupan. Taqwa bukan hanya tentang menjalankan kewajiban agama secara lahiriah, tetapi lebih dari itu, ia mencakup kedalaman jiwa dan spiritual yang harus tercermin dari niat dan tindakan yang ikhlas. Dengan hati yang bersih, seseorang akan lebih mudah untuk memahami dan mengamalkan ajaran Islam dengan baik. Hati yang penuh dengan keikhlasan dan kesucian akan membimbing diri untuk hidup sesuai dengan prinsip-prinsip Allah SWT yang tertuang dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah SAW, baik dalam hubungan dengan diri, sesama manusia maupun dalam ibadah kepada Allah SWT.
Hak Cipta © Yuzarion 2025
Kampung Pilahan DI Yogayakarta
Tanggal 27 Rajab 1446 H/ 27 Januari 2025 H.
Salam Ana Abdoellah
*Magister Psikologi UAD Yogyakarta