Jumat, 10 Januari 2025

HATI YANG SUCI JALAN MENUJU TAQWA

PSIKOLOGI TAQWA

Menghadirkan Diri Hati Dan Jiwa Muttaqien

[Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.]*

 

يَـٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًۭا يُوَٰرِى سَوْءَٰتِكُمْ وَرِيشًۭا ۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌۭ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَـٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

 

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. [Surat Al-A'raf (7) ayat 26].

 

Allah SWT telah mengingatkan diri hati dan jiwa manusia. Allah SWT telah menurunkan pakaian sebagai penutup aurat, dan yang lebih utama adalah pakaian taqwa [Surat Al-A'raf (7) ayat 26]. "Pakaian taqwa" dalam ranah ini tidak hanya merujuk pada pakaian fisik, tetapi juga sebuah simbol dari hati yang suci. Hati yang suci adalah hati yang bersih dari segala dosa dan keburukan, serta terisi dengan iman dan hidayah Allah SWT. Hati yang demikian menjadikan diri senantiasa terjaga dalam ketaatan, jauh dari sifat-sifat tercela yang dapat menodai kemurnian jiwa. Pakaian taqwa menunjukkan kepada diri, bahwa kebersihan hati merupakan pakaian terbaik untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Ini menjadi simbol dari spiritualitas serta kesadaran ilahiyyah yang tidak hanya tercermin dalam perbuatan luar, tetapi juga dalam kedalaman hati kamilah (al-nafs al-kamilah),  kesempurnaan niat dan keikhlasan hati yang didasari oleh kesucian.

 

Hati yang suci merupakan cerminan dari ketaqwaan diri hati dan jiwa. Sebagaimana yang tercantum dalam Al-Qur'an, hati yang dipenuhi dengan iman, nur Ilahi, dan keikhlasan akan membuahkan sifat-sifat luhur seperti Syukur, ikhlash, tawakal, sabar, dan rendah hati. Hati yang suci terbebas dari sifat buruk seperti kesombongan, iri, dengki, dan cinta dunia. Ia terjaga dari kekufuran dan kemunafikan, serta terarah pada kepatuhan mutlak kepada Allah SWT. Oleh karena itu, menjaga kesucian hati bukan hanya kewajiban spiritual, tetapi juga merupakan jalan menuju taqwa yang sejati. Hati yang suci membentuk diri hati dan jiwa yang amanah, santun, dan penuh kasih sayang, yang senantiasa berusaha untuk menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat, bahkan pada tingkat kesempurnaan jiwa (al-nafs al-kamilah) akhirat menjadi perioritas utama. Dengan demikian, hati yang suci menjadi kunci utama untuk meraih kehidupan yang penuh keberkahan dan rahmat dari Allah SWT.

 

Hak Cipta © Yuzarion 2025

 

Kampung Pilahan Kotagede, DI Yogayakarta

Tanggal 10 Rajab 1446 H/ 10 Januari 2025 H.

 

Salam Ana Abdoellah

*Magister Psikologi UAD Yogyakarta

 

Jumat, 03 Januari 2025

KEBERKAHAN JALAN MENUJU TAQWA

PSIKOLOGI TAQWA

Menghadirkan Diri Hati Dan Jiwa Muttaqien

[Ust. Dr. Yuzarion, S.Ag., S.Psi., M.Si.]*

 

وَهَـٰذَا كِتَـٰبٌ أَنزَلْنَـٰهُ مُبَارَكٌۭ فَٱتَّبِعُوهُ وَٱتَّقُوا۟ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ

 

Dan Al-Quran itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkahi, maka ikutilah Al-Quran dan bertaqwalah agar kamu diberi nikmat/ rahmat. [Surat Al-An'am (6) ayat 155]

 

Al-Qur'an merupakan petunjuk hidup yang penuh berkah bagi umat. Allah SWT menurunkan Al-Qur'an sebagai kitab yang memberikan petunjuk, rahmat, dan keberkahan bagi diri yang ingin menjalani kehidupan dengan penuh ketakwaan. Dalam Surat Al-An’am (6:155), Allah berfirman, "Dan Al-Qur'an itu adalah kitab yang Kami turunkan yang diberkahi, maka ikutilah Al-Qur'an dan bertaqwalah agar kamu diberi nikmat/rahmat." Melalui firman ini, diri diajak untuk senantiasa mengikut petunjuk Al-Qur'an sebagai jalan hidup yang membawa keberkahan. Keberkahan hidup berwujud ketenangan hati, kedamaian jiwa, dan kesempurnaan diri dalam beribadah kepada Allah SWT. Sebagai  Muslim, diri hati dan jiwa dituntut untuk mengikuti Al-Qur'an dan mengamalkannya dalam kehidupan agar mendapatkan rahmat dan keberkahan-Nya.

 

Berkah yang diperoleh dari Al-Qur'an akan mengubah kehidupan menjadi lebih baik dan penuh dengan kebaikan. Ketika diri hati dan jiwa diberkahi dengan pengamalan Al-Qur'an, maka akan lahir perilaku tumakninah, perilaku yang tenang dan bermanfaat, baik untuk diri sendiri, orang lain, bahkan alam semesta. Hati yang diberkahi akan menjadi hati yang mutmainnah, yaitu hati yang penuh ketenangan, kedamaian, kesejahteraan dan kebahagiaan, sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur'an. Jiwa yang diberkahi akan membawa kepada kedalaman al-nafs al-kamilah, yaitu jiwa yang sempurna dan senantiasa terhubung dengan Allah SWT. Jiwa al-Kamilah akan mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya dengan cara-cara yang dilakukan Rasulullah SAW, yang merupakan contoh terbaik dalam mencapai ketaqwaan sejati. Melalui jalan ini, diri hati dan jiwa akan merasakan keberkahan yang sesungguhnya dalam kehidupan ini, menuju kedamaian batin dan kesempurnaan dalam ibadah serta menuntun diri hati dan jiwa menuju jalan ketaqwaan menjadi muttaqien.

 

Kampung Pilahan Kotagede, DI Yogayakarta

Tanggal 3 Rajab 1446 H/ 3 Januari 2025 H.

 

Salam Ana Abdoellah

*Magister Psikologi UAD Yogyakarta