SEBUAH KEPRIHATINAN
Sengaja tulisan ini saya share kepada teman fb-twiter dan blog, sahabat
seprofesi, mahasiswa, dan mungkin juga pada pimpinan. Ditengah gaungnya misi
pendidikan karakter. Kita para pendidik juga ambil bagian dalam profesi yang
kita jalani ini untuk menyelipkan, mengenalkan, mengajarkan, dan bahkan mungkin
juga kita berusaha untuk mempraktekkan
nilai-nilai pendidikan karakter untuk mewujudkan masyarakat berakhlak mulia,
bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila sebagai pendidik.
Namun apadaya proses perkuliahan satu semester, Enam
belas kali pertemuan memang terasa sangat kurang untuk pengembangan
nilai-nilai pendidikan karakter seperti yang dikehendaki sesuai amanah UU
dan Pancasila. Pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk
mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak
mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah
Pancasila. Perkuliahan satu semester memang sangat tidak bisa menjamin,
nilai-nilai pendidikan karakter dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Salah
satu nilai karakter yang harus tumbuh dan berkembang dengan baik adalah nilai etika berkomunikasi dalam proses perkuliahan (akan, sedang, dan setelah).
Bagi semua orang, siapapun mereka apalagi pendidik
atau calon pendidik/ calon guru harus bisa
berkomunikasi dengan baik, beretika, bermoral, berbahasa yang sejuk dan
menyenangkan, dan menjunjung tinggi
nilai-nilai budaya, norma (tata krama bahasa jawa=toto kromo, maaf kalau kutipan
saya salah), dan bahkan yang tidak bisa dilepaskan nilai-nilai etika yang
bersumber pada keyakinan agama.
Saat ini sebagai seorang pendidik saya sangat prihatin,
satu pengalaman baru yang
saya rasakan hari ini membuat saya sedikait prihatin. Saya menyadari pengalaman saya sebagai pendidik memang belum terlalu
lama, seingat saya profesi pendidik ini baru saya lakoni sejak tahun 1993. Serasa pengalaman
seperti yang akan saya share-kan ini belum pernah terjadi.
Semester ganjil 2012/2013 baru saja berakhir, pada
semester yang telah berlalu ini saya diamanahi mengajar dengan SK mengajar Nomor:
414/FKIP/V.B/UK-ML/IX.12 untuk membina
mata kuliah bimbingan konseling, profesi keguruan, landasan pendidikan dan
filsafat pendidikan, pada program studi bimbingan konseling, pendidikan
matematika, dan program studi PPKn.
Dengan SK ini, berarti saya diamanahi tugas oleh
kampus temat saya mengajar saat ini untuk mendidik calon pendidik (mendidik
calon guru), sungguh sangat saya sadari tugas ini amat sangat berat, namun saya
berusaha maksimal membina mahasiswa dengan baik, disetiap mata kuliah yang saya
bina dengan penuh amanah dan tanggung jawab.
Namun apa yang terjadi, mungkinkah saya gagal membina mereka? Saya sedih dan
prihatin dengan peristiwa yang terjadi. Untuk itu peristiwa ini sengaja saya share-kan kepada
semua, kronologi peristiwa yang saya
maksud sebagai berikut:
Minggu: 24 Februari 2013 Pukul 08.01
·
Telepon masuk
dengan nomor +6285755931XXX (atas nama MFS, NPM: 1004401060XXX). Mahasiswa yang
bersangkutan mempertanyakan dan complain kenapa nilainya tidak keluar bahkan E,
dan mendesak saya dengan bahasa dan komunikasi yang tidak memiliki etika
komunikasi yang baik (seharusnya saat itu), yang bersangkutan lansung meminta
nilainya untuk dikeluarkan tanpa menyebutkan nama dan idetitas yang jelas
sebagai mahasiswa, lalu bicara: “Saya mohon kerja samanya Bapak, yang penting
nilai saya bisa keluar, apapun konsekuensinya akan saya penuhi”.
·
Saya tidak bisa
jawab, karena data nilai mahasiswa tidak ada dihadapan saya saat itu karena
saya sedang berada di Pasar Blimbing. Saya minta yang bersangkutan tolong SMS-kan
nama, NPM, dan kelas. Lalu yang bersangkutan saya minta bersabar sampai nanti
malam/ besok paginya.
·
Pukul 08.20 SMS
masuk kenomor HP saya dari nomor +6285755931XXX:
MOHon ma’af bpak ini nama sama NPm saya
= MFS (1004401060XXX) 2010
Senin: 25 Februari 2013
·
Pukul
05.00 telepon dan SMS yang bersangkutan saya balas ke no. +6285755931XXX:
Sudah sy
cek, Maaf nilai BK (Mata Kuliah Bimbingan Konseling) sdr tdk bisa sy proses,
sebab kehadiran sdr. cuma 10X pertemuan, sementara kehadiran wjb min. 12X pertemuan.
Maka secara otomatis system komputer mengeluarkan nilai saudara E.
·
Pukul 05.53 SMS masuk dari
nomor +6285755931XXX:
MOhOn ma’af bpak, saya merasa bAhwa saya slalu hadir dan
saya meminta untuk diberikan keringanan, saya mahasiswa berambuT goNdrOng, apa
bpak tidak ingat. Sya slalu ikut mata kuliah bpak. Bagaimana yang harus saya
lakukan agar nilai saya kLuar, mOhOn kerja samanya bpak
·
Pukul 05.57 SMS masuk dari
nomor +6285755931XXX:
Isinya persis sama dengan SMS Pukul 05.53.
·
Pukul
05.58 SMS yang bersangkutan saya balas ke no.
+6285755931XXX:
Maaf mas
masalah sprti ini sy tidak bisa bekerja sama dgn sdr, sebab bukti tanda tangan
kehadiran di presensi perkuliahan sdr haanya hadir & tanda tangan 10X,
serta kontrak perkuliahan mk BK (silakan sdr baca ulang), dan rapat prodi mhs
yang kehadirannya kurang dari 12X prtmuan nilainya tidak boleh diproses,
walaupun tgs2nya masuk/diserahkan. Maaf mas saya tdk bisa bantu…
·
Pukul 06.11 SMS masuk dari
nomor +6285755931XXX:
Saya ingin bertemu dEngan baPAK, Apakah hari sAbtU atAU
mINgGU dEpan bpak ada waktU? SYa benar2 merasa ingin bertemu bpak
·
Pukul 06.12 SMS masuk dari
nomor +6285755931XXX:
Isinya persis sama dengan SMS Pukul 06.11.
·
Pukul
06.18 SMS yang bersangkutan saya balas ke no.
+6285755931XXX:
Maaf
mas untuk saat ini, sabtu & minggu
saya belum ada jadwal ke Kanjuruhan…
·
Pukul 06.29 SMS masuk dari
nomor +6285755931XXX:
Truz saya harus bgmN? Saya kuliah gag pnah seperti ini,
bAru kali ini nilai saya tidak mendapat nilai gra2 presensi, apakah bapak tidak
bsa merasakan, sya slalu mengUMPpulkan resum, uTs Uas saya krjakan. Sya kuliah
tp bpak ada halangan tdak bisa mengjar, saya bnar2 merasa kecewa, saya harus
mengHUb.i siapa agar nilai sya kLuar bpak
·
Pukul 06.30 SMS masuk dari
nomor +6285755931XXX:
Isinya persis sama dengan SMS Pukul 06.29.
·
Pukul 06.32 SMS masuk dari
nomor +6285755931XXX:
Isinya persis sama dengan SMS Pukul 06.29.
·
Pukul 07.38
SMS masuk dari nomor +6285755931XXX:
Isinya persis sama dengan SMS Pukul 06.29.
·
Pukul 08.27
SMS masuk dari nomor +6285755931XXX:
Sekali lg sya mhOn bANTuan untuk merevisi nilai saya,
bAGAimana pun cranya, …….. Sya mhOn bpak?
·
Pukul 08.37
SMS masuk dari nomor +6285755931XXX:
Isinya persis sama dengan SMS Pukul 08.27
·
Pukul 08.40
SMS masuk dari nomor +6285755931XXX:
Semoga jeri payah anda slma mengajar sya bnar2 barokah.
Amin
Setelah mencermati telepon dan SMS seperti yang saya
tulis pada kronologi di atas, saya merasa amat prihatin. Keprihatinan tersebut
saya rangkum sebabai berikut:
1.
Pertama dari
sisi bahasa, saya sangat menyadari bahwa saya bukanlah guru yang baik dalam
tata tulis. Namun untuk komunikasi formal dalam proses pendidikan alangkah
indahnya kalau kita menggunakan tata bahasa yang mendekati ejaan bahasa
Indonesia yang disempurnakan (EYD/bahasa Indonesia resmi).
2.
Pada saat
menelepon 24 Februari 2013 Pukul 08.01, yang bersangkutan berkata: “Saya mohon
kerja samanya Bapak, yang penting nilai saya bisa keluar, apapun konsekuensinya
akan saya penuhi”. Pada SMS Pukul 05.53, ungkapan yang sama kembali disampaikan
“Bagaimana yang harus saya lakukan agar nilai saya kLuar, mOhOn kerja samanya
bpak”. Lalu pada SMS Pukul 08.27 “Sekali lg sya mhOn bANTuan untuk merevisi
nilai saya, bAGAimana pun cranya, … . Sya mhOn bpak?“ Saya jadi binggung. kerja
sama dan cara seperti apa yang diinginkan mahasiswa tersebut? sebab yang bersangkutan sampai mengulangginya
sampai 3-4X SMS.
3.
Pada SMS 25
Februari 2013 Pukul 05.53, lebih jelas SMS-nya seperti ini “MOhOn ma’af bpak,
saya merasa bAhwa saya slalu hadir dan saya meminta untuk diberikan keringanan,
saya mahasiswa berambuT goNdrOng, apa bpak tidak ingat. Sya slalu ikut mata
kuliah bpak.” Pertama yang menjadi keprihatinan saya disini pada kalimat “saya merasa bAhwa saya slalu hadir” dan “Sya
slalu ikut mata kuliah bpak”. Saya sudah berusaha menjelaskan bahwa yang
bersangkutan hanya hadir 10X pertemuan. Bukti kehadiran presesnsi mahasiswa ada
di prodi, fotokipi-annya ada sama saya.
Keprihatinan saya pada kalimat “saya mahasiswa berambuT goNdrOng, apa
bpak tidak ingat”. Pada kalimat ini saya berusaha memahaminya, tapi saying saya
semakin binggung untuk memaknai ungkapan saya mahasiswa berambuT goNdrOng..
What?
4.
Pada SMS 25
Februari 2013 Pukul 06.29 (SMS ini dikirim samapai 4X. Saya semakin prihatin
dengan SMS-nya “Saya kuliah gag pnah seperti ini, bAru kali ini nilai saya
tidak mendapat nilai gra2 presensi” , “Sya kuliah tp bpak ada halangan tdak
bisa mengjar, saya bnar2 merasa kecewa”. Waduh, saya yang kecewa, apakah dia
yang kecewa ya?
5.
Pada SMS 25
Februari 2013 Pukul 08.40. yang bersangkutan SMS “Semoga jeri payah anda slma
mengajar sya bnar2 barokah. Amin” saya sambut doanya dengan; Aamiin-aamiin ya
Rabbal ‘alamiin… semoga saja doa ini lahir dari hati yang ikhlas, dari seorang
murid pada gurunya…
Demikian tulisan ini saya share-kan kepada teman fb-twiter dan blog, sahabat
seprofesi, mahasiswa, dan mungkin juga pada pimpinan. Tidak ada maksud lain,
kecuali berbagi pengalaman untuk mensukseskan
pendidikan karakter, serta bagaimana kita kaum pendidik sebagai salah satu bagian dari warosatul ambiya untuk berperan dan bersikap
serta mengambil bahagian menumbuhkan etika komunikasi yang ramah dan santun
lewat telepon dan SMS-an, serta
menjunjung tinggi komunikasi yang berakhlak mulia, bermoral, beretika,
berbudaya, dan beradab.
Malang, 26 Februari 2013.
YUZARION ZUBIR
Dosen STKIP PGRI
Sumatera Barat.
Dosen LB Universitas Kanjuruhan Malang.
Tutor UPBJJ UT Malang
Mahasiswa Program Doktor Psikologi Pendidikan UM Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar