Selasa, 26 Februari 2013

SEBUAH KEPRIHATINAN




Sengaja tulisan ini saya share kepada teman fb-twiter dan blog, sahabat seprofesi, mahasiswa, dan mungkin juga pada pimpinan. Ditengah gaungnya misi pendidikan karakter. Kita para pendidik juga ambil bagian dalam profesi yang kita jalani ini untuk menyelipkan, mengenalkan, mengajarkan, dan bahkan mungkin juga kita  berusaha untuk mempraktekkan nilai-nilai pendidikan karakter untuk mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila  sebagai pendidik.

Namun apadaya proses perkuliahan satu semester,  Enam  belas kali pertemuan memang terasa sangat kurang untuk pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter seperti yang dikehendaki sesuai   amanah UU dan Pancasila. Pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Perkuliahan satu semester memang sangat tidak bisa menjamin, nilai-nilai pendidikan karakter dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Salah satu nilai karakter yang harus tumbuh dan berkembang dengan baik  adalah nilai etika berkomunikasi dalam proses perkuliahan (akan, sedang, dan setelah).  

Bagi semua orang, siapapun mereka apalagi pendidik atau calon pendidik/ calon guru harus bisa  berkomunikasi dengan baik, beretika, bermoral, berbahasa yang sejuk dan menyenangkan, dan  menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, norma (tata krama bahasa jawa=toto kromo, maaf kalau kutipan saya salah), dan bahkan yang tidak bisa dilepaskan nilai-nilai etika yang bersumber pada keyakinan agama.

Saat ini sebagai seorang pendidik saya sangat prihatin, satu pengalaman baru yang saya rasakan hari ini membuat saya sedikait prihatin. Saya menyadari pengalaman  saya sebagai pendidik memang belum terlalu lama, seingat saya profesi pendidik ini baru saya lakoni sejak tahun 1993. Serasa pengalaman seperti yang akan saya share-kan ini belum pernah terjadi.

Semester ganjil 2012/2013 baru saja berakhir, pada semester yang telah berlalu ini saya diamanahi mengajar dengan SK mengajar Nomor: 414/FKIP/V.B/UK-ML/IX.12  untuk membina mata kuliah bimbingan konseling, profesi keguruan, landasan pendidikan dan filsafat pendidikan, pada program studi bimbingan konseling, pendidikan matematika, dan program studi PPKn.

Dengan SK ini, berarti saya diamanahi tugas oleh kampus temat saya mengajar saat ini untuk mendidik calon pendidik (mendidik calon guru), sungguh sangat saya sadari tugas ini amat sangat berat, namun saya berusaha maksimal membina mahasiswa dengan baik, disetiap mata kuliah yang saya bina dengan penuh amanah dan tanggung jawab.

Namun apa yang terjadi, mungkinkah  saya gagal membina mereka? Saya sedih dan prihatin dengan peristiwa yang terjadi. Untuk itu peristiwa ini sengaja saya share-kan kepada semua,  kronologi peristiwa yang saya maksud  sebagai berikut:

Minggu: 24 Februari 2013 Pukul 08.01

·         Telepon masuk dengan nomor +6285755931XXX (atas nama MFS, NPM: 1004401060XXX). Mahasiswa yang bersangkutan mempertanyakan dan complain kenapa nilainya tidak keluar bahkan E, dan mendesak saya dengan bahasa dan komunikasi yang tidak memiliki etika komunikasi yang baik (seharusnya saat itu), yang bersangkutan lansung meminta nilainya untuk dikeluarkan tanpa menyebutkan nama dan idetitas yang jelas sebagai mahasiswa, lalu bicara: “Saya mohon kerja samanya Bapak, yang penting nilai saya bisa keluar, apapun konsekuensinya akan saya penuhi”.

·         Saya tidak bisa jawab, karena data nilai mahasiswa tidak ada dihadapan saya saat itu karena saya sedang berada di Pasar Blimbing. Saya minta yang bersangkutan tolong SMS-kan nama, NPM, dan kelas. Lalu yang bersangkutan saya minta bersabar sampai nanti malam/ besok paginya.

·         Pukul 08.20 SMS masuk kenomor HP saya dari nomor +6285755931XXX:
MOHon ma’af bpak ini nama sama NPm saya = MFS (1004401060XXX) 2010

Senin: 25 Februari 2013

·         Pukul 05.00 telepon dan SMS yang bersangkutan saya balas ke no.  +6285755931XXX:
Sudah sy cek, Maaf nilai BK (Mata Kuliah Bimbingan Konseling) sdr tdk bisa sy proses, sebab kehadiran sdr. cuma 10X pertemuan, sementara kehadiran wjb min. 12X pertemuan. Maka secara otomatis system komputer mengeluarkan nilai saudara E.

·         Pukul 05.53 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
MOhOn ma’af bpak, saya merasa bAhwa saya slalu hadir dan saya meminta untuk diberikan keringanan, saya mahasiswa berambuT goNdrOng, apa bpak tidak ingat. Sya slalu ikut mata kuliah bpak. Bagaimana yang harus saya lakukan agar nilai saya kLuar, mOhOn kerja samanya bpak

·         Pukul 05.57 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
Isinya persis sama dengan SMS Pukul 05.53.

·         Pukul 05.58 SMS yang bersangkutan saya balas ke no.  +6285755931XXX:
Maaf mas masalah sprti ini sy tidak bisa bekerja sama dgn sdr, sebab bukti tanda tangan kehadiran di presensi perkuliahan sdr haanya hadir & tanda tangan 10X, serta kontrak perkuliahan mk BK (silakan sdr baca ulang), dan rapat prodi mhs yang kehadirannya kurang dari 12X prtmuan nilainya tidak boleh diproses, walaupun tgs2nya masuk/diserahkan. Maaf mas saya tdk bisa bantu…

·         Pukul 06.11 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
Saya ingin bertemu dEngan baPAK, Apakah hari sAbtU atAU mINgGU dEpan bpak ada waktU? SYa benar2 merasa ingin bertemu bpak

·         Pukul 06.12 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
Isinya persis sama dengan SMS Pukul 06.11.

·         Pukul 06.18 SMS yang bersangkutan saya balas ke no.  +6285755931XXX:
Maaf mas  untuk saat ini, sabtu & minggu saya belum ada jadwal ke Kanjuruhan…

·         Pukul 06.29 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
Truz saya harus bgmN? Saya kuliah gag pnah seperti ini, bAru kali ini nilai saya tidak mendapat nilai gra2 presensi, apakah bapak tidak bsa merasakan, sya slalu mengUMPpulkan resum, uTs Uas saya krjakan. Sya kuliah tp bpak ada halangan tdak bisa mengjar, saya bnar2 merasa kecewa, saya harus mengHUb.i siapa agar nilai sya kLuar bpak

·         Pukul 06.30 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
Isinya persis sama dengan SMS Pukul 06.29.

·         Pukul 06.32 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
Isinya persis sama dengan SMS Pukul 06.29.

·         Pukul 07.38 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
Isinya persis sama dengan SMS Pukul 06.29.

·         Pukul 08.27 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
Sekali lg sya mhOn bANTuan untuk merevisi nilai saya, bAGAimana pun cranya, …….. Sya mhOn bpak?

·         Pukul 08.37 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
Isinya persis sama dengan SMS Pukul 08.27

·         Pukul 08.40 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
Semoga jeri payah anda slma mengajar sya bnar2 barokah. Amin

Setelah mencermati telepon dan SMS seperti yang saya tulis pada kronologi di atas, saya merasa amat prihatin. Keprihatinan tersebut saya rangkum sebabai berikut:

1.      Pertama dari sisi bahasa, saya sangat menyadari bahwa saya bukanlah guru yang baik dalam tata tulis. Namun untuk komunikasi formal dalam proses pendidikan alangkah indahnya kalau kita menggunakan tata bahasa yang mendekati ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD/bahasa Indonesia resmi).

2.      Pada saat menelepon 24 Februari 2013 Pukul 08.01, yang bersangkutan berkata: “Saya mohon kerja samanya Bapak, yang penting nilai saya bisa keluar, apapun konsekuensinya akan saya penuhi”. Pada SMS Pukul 05.53, ungkapan yang sama kembali disampaikan “Bagaimana yang harus saya lakukan agar nilai saya kLuar, mOhOn kerja samanya bpak”. Lalu pada SMS Pukul 08.27 “Sekali lg sya mhOn bANTuan untuk merevisi nilai saya, bAGAimana pun cranya, … . Sya mhOn bpak?“ Saya jadi binggung. kerja sama dan cara seperti apa yang diinginkan mahasiswa tersebut? sebab  yang bersangkutan sampai mengulangginya sampai 3-4X SMS.

3.      Pada SMS 25 Februari 2013 Pukul 05.53, lebih jelas SMS-nya seperti ini “MOhOn ma’af bpak, saya merasa bAhwa saya slalu hadir dan saya meminta untuk diberikan keringanan, saya mahasiswa berambuT goNdrOng, apa bpak tidak ingat. Sya slalu ikut mata kuliah bpak.” Pertama yang menjadi keprihatinan saya disini pada kalimat  “saya merasa bAhwa saya slalu hadir” dan “Sya slalu ikut mata kuliah bpak”. Saya sudah berusaha menjelaskan bahwa yang bersangkutan hanya hadir 10X pertemuan. Bukti kehadiran presesnsi mahasiswa ada di prodi, fotokipi-annya ada sama saya.   Keprihatinan saya pada kalimat “saya mahasiswa berambuT goNdrOng, apa bpak tidak ingat”. Pada kalimat ini saya berusaha memahaminya, tapi saying saya semakin binggung untuk memaknai ungkapan saya mahasiswa berambuT goNdrOng.. What?

4.      Pada SMS 25 Februari 2013 Pukul 06.29 (SMS ini dikirim samapai 4X. Saya semakin prihatin dengan SMS-nya “Saya kuliah gag pnah seperti ini, bAru kali ini nilai saya tidak mendapat nilai gra2 presensi” , “Sya kuliah tp bpak ada halangan tdak bisa mengjar, saya bnar2 merasa kecewa”. Waduh, saya yang kecewa, apakah dia yang kecewa ya?

5.      Pada SMS 25 Februari 2013 Pukul 08.40. yang bersangkutan SMS “Semoga jeri payah anda slma mengajar sya bnar2 barokah. Amin” saya sambut doanya dengan; Aamiin-aamiin ya Rabbal ‘alamiin… semoga saja doa ini lahir dari hati yang ikhlas, dari seorang murid pada gurunya…

Demikian tulisan ini saya share-kan kepada teman fb-twiter dan blog, sahabat seprofesi, mahasiswa, dan mungkin juga pada pimpinan. Tidak ada maksud lain, kecuali   berbagi pengalaman untuk mensukseskan pendidikan karakter, serta bagaimana kita kaum pendidik  sebagai salah satu bagian dari  warosatul ambiya untuk berperan dan bersikap serta mengambil bahagian menumbuhkan etika komunikasi yang ramah dan santun lewat telepon dan SMS-an, serta menjunjung tinggi komunikasi yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab.

Malang, 26 Februari 2013.


YUZARION ZUBIR
Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat.
Dosen LB Universitas Kanjuruhan Malang.
Tutor UPBJJ UT Malang
Mahasiswa Program Doktor Psikologi Pendidikan UM Malang.




KEPRIHATINAN SEORANG GURU



SEBUAH KEPRIHATINAN

Sengaja tulisan ini saya share kepada teman fb-twiter dan blog, sahabat seprofesi, mahasiswa, dan mungkin juga pada pimpinan. Ditengah gaungnya misi pendidikan karakter. Kita para pendidik juga ambil bagian dalam profesi yang kita jalani ini untuk menyelipkan, mengenalkan, mengajarkan, dan bahkan mungkin juga kita  berusaha untuk mempraktekkan nilai-nilai pendidikan karakter untuk mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila  sebagai pendidik.

Namun apadaya proses perkuliahan satu semester,  Enam  belas kali pertemuan memang terasa sangat kurang untuk pengembangan nilai-nilai pendidikan karakter seperti yang dikehendaki sesuai   amanah UU dan Pancasila. Pendidikan karakter ditempatkan sebagai landasan untuk mewujudkan visi pembangunan nasional, yaitu mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah Pancasila. Perkuliahan satu semester memang sangat tidak bisa menjamin, nilai-nilai pendidikan karakter dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Salah satu nilai karakter yang harus tumbuh dan berkembang dengan baik  adalah nilai etika berkomunikasi dalam proses perkuliahan (akan, sedang, dan setelah).  

Bagi semua orang, siapapun mereka apalagi pendidik atau calon pendidik/ calon guru harus bisa  berkomunikasi dengan baik, beretika, bermoral, berbahasa yang sejuk dan menyenangkan, dan  menjunjung tinggi nilai-nilai budaya, norma (tata krama bahasa jawa=toto kromo, maaf kalau kutipan saya salah), dan bahkan yang tidak bisa dilepaskan nilai-nilai etika yang bersumber pada keyakinan agama.

Saat ini sebagai seorang pendidik saya sangat prihatin, satu pengalaman baru yang saya rasakan hari ini membuat saya sedikait prihatin. Saya menyadari pengalaman  saya sebagai pendidik memang belum terlalu lama, seingat saya profesi pendidik ini baru saya lakoni sejak tahun 1993. Serasa pengalaman seperti yang akan saya share-kan ini belum pernah terjadi.

Semester ganjil 2012/2013 baru saja berakhir, pada semester yang telah berlalu ini saya diamanahi mengajar dengan SK mengajar Nomor: 414/FKIP/V.B/UK-ML/IX.12  untuk membina mata kuliah bimbingan konseling, profesi keguruan, landasan pendidikan dan filsafat pendidikan, pada program studi bimbingan konseling, pendidikan matematika, dan program studi PPKn.

Dengan SK ini, berarti saya diamanahi tugas oleh kampus temat saya mengajar saat ini untuk mendidik calon pendidik (mendidik calon guru), sungguh sangat saya sadari tugas ini amat sangat berat, namun saya berusaha maksimal membina mahasiswa dengan baik, disetiap mata kuliah yang saya bina dengan penuh amanah dan tanggung jawab.

Namun apa yang terjadi, mungkinkah  saya gagal membina mereka? Saya sedih dan prihatin dengan peristiwa yang terjadi. Untuk itu peristiwa ini sengaja saya share-kan kepada semua,  kronologi peristiwa yang saya maksud  sebagai berikut:

Minggu: 24 Februari 2013 Pukul 08.01

·         Telepon masuk dengan nomor +6285755931XXX (atas nama MFS, NPM: 1004401060XXX). Mahasiswa yang bersangkutan mempertanyakan dan complain kenapa nilainya tidak keluar bahkan E, dan mendesak saya dengan bahasa dan komunikasi yang tidak memiliki etika komunikasi yang baik (seharusnya saat itu), yang bersangkutan lansung meminta nilainya untuk dikeluarkan tanpa menyebutkan nama dan idetitas yang jelas sebagai mahasiswa, lalu bicara: “Saya mohon kerja samanya Bapak, yang penting nilai saya bisa keluar, apapun konsekuensinya akan saya penuhi”.

·         Saya tidak bisa jawab, karena data nilai mahasiswa tidak ada dihadapan saya saat itu karena saya sedang berada di Pasar Blimbing. Saya minta yang bersangkutan tolong SMS-kan nama, NPM, dan kelas. Lalu yang bersangkutan saya minta bersabar sampai nanti malam/ besok paginya.

·         Pukul 08.20 SMS masuk kenomor HP saya dari nomor +6285755931XXX:
MOHon ma’af bpak ini nama sama NPm saya = MFS (1004401060XXX) 2010

Senin: 25 Februari 2013

·         Pukul 05.00 telepon dan SMS yang bersangkutan saya balas ke no.  +6285755931XXX:
Sudah sy cek, Maaf nilai BK (Mata Kuliah Bimbingan Konseling) sdr tdk bisa sy proses, sebab kehadiran sdr. cuma 10X pertemuan, sementara kehadiran wjb min. 12X pertemuan. Maka secara otomatis system komputer mengeluarkan nilai saudara E.

·         Pukul 05.53 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
MOhOn ma’af bpak, saya merasa bAhwa saya slalu hadir dan saya meminta untuk diberikan keringanan, saya mahasiswa berambuT goNdrOng, apa bpak tidak ingat. Sya slalu ikut mata kuliah bpak. Bagaimana yang harus saya lakukan agar nilai saya kLuar, mOhOn kerja samanya bpak

·         Pukul 05.57 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
Isinya persis sama dengan SMS Pukul 05.53.

·         Pukul 05.58 SMS yang bersangkutan saya balas ke no.  +6285755931XXX:
Maaf mas masalah sprti ini sy tidak bisa bekerja sama dgn sdr, sebab bukti tanda tangan kehadiran di presensi perkuliahan sdr haanya hadir & tanda tangan 10X, serta kontrak perkuliahan mk BK (silakan sdr baca ulang), dan rapat prodi mhs yang kehadirannya kurang dari 12X prtmuan nilainya tidak boleh diproses, walaupun tgs2nya masuk/diserahkan. Maaf mas saya tdk bisa bantu…

·         Pukul 06.11 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
Saya ingin bertemu dEngan baPAK, Apakah hari sAbtU atAU mINgGU dEpan bpak ada waktU? SYa benar2 merasa ingin bertemu bpak

·         Pukul 06.12 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
Isinya persis sama dengan SMS Pukul 06.11.

·         Pukul 06.18 SMS yang bersangkutan saya balas ke no.  +6285755931XXX:
Maaf mas  untuk saat ini, sabtu & minggu saya belum ada jadwal ke Kanjuruhan…

·         Pukul 06.29 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
Truz saya harus bgmN? Saya kuliah gag pnah seperti ini, bAru kali ini nilai saya tidak mendapat nilai gra2 presensi, apakah bapak tidak bsa merasakan, sya slalu mengUMPpulkan resum, uTs Uas saya krjakan. Sya kuliah tp bpak ada halangan tdak bisa mengjar, saya bnar2 merasa kecewa, saya harus mengHUb.i siapa agar nilai sya kLuar bpak

·         Pukul 06.30 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
Isinya persis sama dengan SMS Pukul 06.29.

·         Pukul 06.32 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
Isinya persis sama dengan SMS Pukul 06.29.

·         Pukul 07.38 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
Isinya persis sama dengan SMS Pukul 06.29.

·         Pukul 08.27 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
Sekali lg sya mhOn bANTuan untuk merevisi nilai saya, bAGAimana pun cranya, …….. Sya mhOn bpak?

·         Pukul 08.37 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
Isinya persis sama dengan SMS Pukul 08.27

·         Pukul 08.40 SMS  masuk dari  nomor +6285755931XXX:
Semoga jeri payah anda slma mengajar sya bnar2 barokah. Amin

Setelah mencermati telepon dan SMS seperti yang saya tulis pada kronologi di atas, saya merasa amat prihatin. Keprihatinan tersebut saya rangkum sebabai berikut:

1.      Pertama dari sisi bahasa, saya sangat menyadari bahwa saya bukanlah guru yang baik dalam tata tulis. Namun untuk komunikasi formal dalam proses pendidikan alangkah indahnya kalau kita menggunakan tata bahasa yang mendekati ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan (EYD/bahasa Indonesia resmi).

2.      Pada saat menelepon 24 Februari 2013 Pukul 08.01, yang bersangkutan berkata: “Saya mohon kerja samanya Bapak, yang penting nilai saya bisa keluar, apapun konsekuensinya akan saya penuhi”. Pada SMS Pukul 05.53, ungkapan yang sama kembali disampaikan “Bagaimana yang harus saya lakukan agar nilai saya kLuar, mOhOn kerja samanya bpak”. Lalu pada SMS Pukul 08.27 “Sekali lg sya mhOn bANTuan untuk merevisi nilai saya, bAGAimana pun cranya, … . Sya mhOn bpak?“ Saya jadi binggung. kerja sama dan cara seperti apa yang diinginkan mahasiswa tersebut? sebab  yang bersangkutan sampai mengulangginya sampai 3-4X SMS.

3.      Pada SMS 25 Februari 2013 Pukul 05.53, lebih jelas SMS-nya seperti ini “MOhOn ma’af bpak, saya merasa bAhwa saya slalu hadir dan saya meminta untuk diberikan keringanan, saya mahasiswa berambuT goNdrOng, apa bpak tidak ingat. Sya slalu ikut mata kuliah bpak.” Pertama yang menjadi keprihatinan saya disini pada kalimat  “saya merasa bAhwa saya slalu hadir” dan “Sya slalu ikut mata kuliah bpak”. Saya sudah berusaha menjelaskan bahwa yang bersangkutan hanya hadir 10X pertemuan. Bukti kehadiran presesnsi mahasiswa ada di prodi, fotokipi-annya ada sama saya.   Keprihatinan saya pada kalimat “saya mahasiswa berambuT goNdrOng, apa bpak tidak ingat”. Pada kalimat ini saya berusaha memahaminya, tapi saying saya semakin binggung untuk memaknai ungkapan saya mahasiswa berambuT goNdrOng.. What?

4.      Pada SMS 25 Februari 2013 Pukul 06.29 (SMS ini dikirim samapai 4X. Saya semakin prihatin dengan SMS-nya “Saya kuliah gag pnah seperti ini, bAru kali ini nilai saya tidak mendapat nilai gra2 presensi” , “Sya kuliah tp bpak ada halangan tdak bisa mengjar, saya bnar2 merasa kecewa”. Waduh, saya yang kecewa, apakah dia yang kecewa ya?

5.      Pada SMS 25 Februari 2013 Pukul 08.40. yang bersangkutan SMS “Semoga jeri payah anda slma mengajar sya bnar2 barokah. Amin” saya sambut doanya dengan; Aamiin-aamiin ya Rabbal ‘alamiin… semoga saja doa ini lahir dari hati yang ikhlas, dari seorang murid pada gurunya…

Demikian tulisan ini saya share-kan kepada teman fb-twiter dan blog, sahabat seprofesi, mahasiswa, dan mungkin juga pada pimpinan. Tidak ada maksud lain, kecuali   berbagi pengalaman untuk mensukseskan pendidikan karakter, serta bagaimana kita kaum pendidik  sebagai salah satu bagian dari  warosatul ambiya untuk berperan dan bersikap serta mengambil bahagian menumbuhkan etika komunikasi yang ramah dan santun lewat telepon dan SMS-an, serta menjunjung tinggi komunikasi yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya, dan beradab.

Malang, 26 Februari 2013.


YUZARION ZUBIR
Dosen STKIP PGRI Sumatera Barat.
Dosen LB Universitas Kanjuruhan Malang.
Tutor UPBJJ UT Malang
Mahasiswa Program Doktor Psikologi Pendidikan UM Malang.